
Ambles Berjamaah, Saham Batu Bara Diobral karena Ambil Untung

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham-saham emiten batu bara kembali melemah pada awal perdagangan hari ini, Rabu (13/10/2021), menandakan masih terkena imbas aksi ambil untung (profit taking) para investor setelah cenderung melesat pada pekan sebelumnya.
Berikut pelemahan saham batu bara, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) pukul 09.38 WIB.
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), saham -4,08%, ke Rp 94/saham
Perdana Karya Perkasa (PKPK), -3,92%, ke Rp 147/saham
Bayan Resources (BYAN), -3,45%, ke Rp 28.000/saham
Bumi Resources (BUMI), -3,23%, ke Rp 90/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), -2,86%, ke Rp 680/saham
Mitrabara Adiperdana (MBAP), -2,06%, ke Rp 3.800/saham
Harum Energy (HRUM), -1,83%, ke Rp 8.050/saham
Golden Energy Mines (GEMS), -1,63%, ke Rp 4.220/saham
Adaro Energy (ADRO), -1,33%, ke Rp 1.860/saham
Indika Energy (INDY), -1,29%, ke Rp 2.300/saham
Bukit Asam (PTBA), -0,71%, ke Rp 2.810/saham
Resource Alam Indonesia (KKGI), -0,63%, ke Rp 314/saham
Delta Dunia Makmur (DOID), -0,58%, ke Rp 340/saham
Golden Eagle Energy (SMMT), -0,51%, ke Rp 197/saham
Menurut data di atas, saham BOSS menjadi yang paling ambles, yakni 4,08% ke Rp 94/saham. Dalam sepekan, saham BOSS merosot 12,04%, sementara dalam sebulan naik 9,20%.
Kedua, saham PKPK tergerus 3,92% ke Rp 147/saham. Dalam sepekan saham ini turun 2,47%, sedangkan dalam sebulan 'terbang' 102,56%.
Di bawah PKPK, ada saham BYAN yang anjlok 3,45%, usai naik 1,40% pada perdagangan kemarin. Dalam seminggu saham ini melemah 2,69%, sedangkan dalam sebulan melonjak 87,48%.
Keempat, saham BUMI yang kehilangan 3,23% menjadi Rp 90/saham. Saham BUMI terkikis 2,17% dalam sepekan, sedangkan dalam sebulan melesat 66,67%.
Harga batu bara masih kuat menanjak. Tingginya permintaan menjadi faktor utama pendongkrak harga si batu hitam.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 260/ton. Bertambah 0,97% dari hari sebelumnya.
Harga batu bara masih berada di tren bullish. Dalam sebulan terakhir, harga melesat 36,54% secara point-to-point. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga meroket 201,06%
Toby Hassall, Analis Refinitiv, menilai kenaikan harga gas alam yang begitu tajam mendukung lesatan harga batu bara. Harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) melejit 113,79% secara year-to-date.
Saat harga gas alam naik, maka biaya pembangkitan listrik dengan sumber energi primer dari komoditas ini semakin mahal. Di Eropa, misalnya, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam pada 12 Oktober 2021 adalah EUR 85,22/MWh. Sementara dengan batu bara adalah EUR 54,76/MWh.
So pasti dunia usaha berlomba-lomba mengalihkan sumber energi primer pembangkit listrik dari gas alam ke batu bara. Perburuan terhadap batu bara membuat harganya terus naik.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 16 Saham Batu Bara Perkasa, Juaranya Tak Terduga