
BBCA All TIme High Pasca Stock Split, IHSG Tembus 6.500

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat 0,24% dan tembus ke level 6.502,16 pada perdagangan Rabu (13/10/2021). IHSG bahkan terus melaju kencang seiring dengan berjalannya perdagangan.
Dua menit selang pembukaan, IHSG melesat 1,54%. Asing borong saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) masing-masing Rp 20 miliar dan Rp 13 miliar.
Setelah stock split saham BBCA langsung terbang tinggi dan mengalami apresiasi sebesar 5% lebih. '
Sementara itu saham yang banyak dilego asing adalah saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) dan PT Unilever Indonesia Tbk (UNVR) dengan net sell masing-masing mencapai Rp 6,6 miliar dan Rp 2,4 miliar.
Kemarin Dana Moneter Internasional (IMF) merilis laporan World Economic Outlook. Dalam laporan tersebut, IMF memangkas prospek pertumbuhan ekonomi global sebesar 0,1 poin persentase dibanding proyeksi bulan Juli lalu menjadi 5,9%.
IMF menilai masalah disrupsi rantai pasok di negara maju serta perkembangan pandemi yang memprihatinkan di negara berkembang menjadi pemicu utama terjadinya penurunan proyeksi pertumbuhan PDB global.
Lebih lanjut, IMF memangkas proyeksi ekonomi sebesar 1,4 poin untuk kelompok "ASEAN-5" Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand.
Selain itu sentimen yang patut dicermati dari dalam negeri adalah rilis data Suvei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) BI.
Sebelumnya,BI melaporkan kegiatan dunia usaha pada kuartal II-2021 mengalami akselerasi. Bank sentral Indonesia tersebut memperkirakan, pada kuartal III-2021, ada risiko besar yaitu kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.
Selain rilis soal kegiatan dunia usaha, BI juga akan mempublikasikanmelaporkan aktivitas industri pengolahan atau manufaktur meningkat pada kuartal II-2021.
Pada kuartal II-2021, Prompt Manufacturing Index-BI (PMI-BI) tercatat 51,45%. Naik dibandingkan kuartal sebelumnya yang sebesar 50,01% dan kuartal II tahun lalu yaitu 28,55%.
Namun, untuk PMI-BI kuartal ketiga BIberpotensi melambat pada triwulan III 2021 dengan prakiraan angka PMI-BI sebesar 49,89% seiring adanya PPKM Darurat.
Seperti PMI manufaktur versi IHS Markit, PMI-BI juga menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika sudah di atas 50, maka artinya industriawan sedang dalam fase ekspansi.
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham