Top Losers

Amsyong! MPPA 8 Hari Jeblok, Saham Bukalapak di Bawah IPO

Aldo Fernando, CNBC Indonesia
12 October 2021 16:28
Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Bukalapak (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil menguat kembali alias rebound, harga saham emiten Grup Lippo pengelola Hypermart PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) anjlok hingga menjadi top losers pada perdagangan Selasa (12/10/2021).

Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,41% ke posisi 6.486,267, dengan nilai transaksi mencapai Rp 19,04 triliun dan volume perdagangan mencapai 24,08 miliar saham.

Di tengah penguatan IHSG, investor asing pasar saham masuk ke bursa domestik dengan catatan beli bersih asing mencapai Rp 1,25 triliun di pasar reguler. Sementara, asing mencatatkan jual bersih di pasar negosiasi dan pasar tunai sebesar Rp 1,68 triliun.

Mengacu data bursa, saham MPPA ambles 6,43% ke Rp 655/saham dengan nilai transaksi Rp 112,2 miliar. Dengan ini, saham MPPA juga sudah 8 hari perdagangan terjungkal di zona merah, dengan 5 kali menembus batas ARB.

Dalam sepekan, saham MPPA anjlok 29,19%, sementara dalam sebulan melorot 31,77%. Adapun secara year to date (ytd), saham MPPA masih 'meroket' 523,81%.

Pelemahan MPPA ini terjadi lagi kendati mendapatkan sentimen positif dengan masuknya PT Aplikasi Karya Anak Bangsa alias Gojek resmi menjadi pemegang saham sebesar 6,74% di MPPA setelah membelinya dari MLPL pada 4 Oktober lalu.

Multipolar menjual sebanyak 507.142.900 saham di harga Rp 700/saham atau setara dengan 6,74% kepada Gojek.

"Status kepemilikan lokal, jumlah sebelum transaksi nol, jumlah setelah transaksi 507.142.900 saham," kata Sekretaris Perusahaan MPPA Danny Kojongian, dalam keterbukaan informasi di BEI, Kamis (7/10/2021).

Transaksi ini selaras dengan keterbukaan informasi MLPL pada Rabu minggu lalu (6/10).

Dalam keterbukaan informasi, MLPL melepas sebagian kepemilikan sahamnya di perusahaan ritel pengelola Hypermart itu senilai Rp 355 miliar.

Sekretaris Perusahaan MLPL, Natalie Lie menyampaikan, jumlah saham yang dijual tersebut sebanyak 507.142.900 saham dengan harga penjualan per saham Rp 700, sehingga, nilai transaksinya mencapai Rp 355 miliar.

Transaksi tersebut dilaksanakan pada 4 Oktober 2021 dengan tujuan memperluas investor skala besar dalam MPPA dan untuk investasi kembali.

"Status kepemilikan saham langsung," kata Natalie Lie, Kamis pekan lalu (7/10/2021).

Setelah transaksi tersebut, porsi kepemilikan saham MLPL, selaku pengendali MPPA, berkurang dari sebelumnya 2,88 miliar saham atau setara 38,33% menjadi 2,37 miliar saham atau setara 31,59% saham.

Sementara, saham BUKA pun terpelanting 6,37% ke Rp 735/saham. Di tengah pelemahan ini, investor asing melakukan jual bersih dengan nilai besar Rp 23,41 miliar di pasar reguler.

Dengan ini, saham BUKA telah melemah selama 4 hari beruntun. Praktis, saat ini, harga saham BUKA pun berada di bawah harga saat penawaran saham perdana (initial public offering/IPO) yang sebesar Rp 850/saham.

Dalam sepekan saham BUKA tergerus 10,37%, sementara dalam sebulan anjlok 14,04%. Adapun sejak debut pada 6 Agustus 2021, saham BUKA merosot 13,53%.

Amblesnya, saham BUKA berbarengan dengan saham Grup Emtek PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK), yang merupakan pemegang saham pengendali BUKA.

Saham EMTK anjlok 6,46% ke Rp 1.520/saham, melanjutkan penurunan 4,97% kemarin. Asing pun ramai-ramai melego saham EMTK dengan nilai jual bersih Rp 7,93 miliar di pasar reguler.

Asal tahu saja, Grup Emtek saat ini tercatat sebagai pemegang saham pengendali Bukalapak melalui PT Kreatif Media Karya (KMK) dengan kepemilikan 23,93% saham.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(adf/adf)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Pengelola Hypermart Rugi Terus Sejak 2017, Kok Bisa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular