Nasabah Unit Link Ngamuk, Niat Nabung tapi Malah Amsyong

Monica Wareza, CNBC Indonesia
12 October 2021 11:35
Asuransi
Foto: Infografis, Arie Pratama

Berkaitan dengan hal ini, sebelumnya pengamat asuransi Irvan Rahardjo, mengatakan kondisi ini terjadi karena banyak terjadi salah persepsi dalam penjualan produk oleh agen asuransi. Artinya masyarakat banyak yang membeli produk unit link tanpa diedukasi secara penuh, termasuk risiko dari produk ini.

"Banyak agen itu bilang unit link itu tabungan, celakanya lagi bilang [unit link ini] deposito serta memberikan proyeksi yang optimis [soal imbal hasil atau return] tapi tidak digambarkan kemungkinan skenario terburuknya. Serta sebagian besar premi itu untuk pembayaran risiko," jelasnya dalam Investime, CNBC Indonesia, Rabu (29/9/2021).

Untuk itu, dia menegaskan jika nasabah membutuhkan investasi, maka sebaiknya membeli produk investasi buka unit link yang memadukan proteksi dan investasi.

Sebaliknya, jika nasabah atau masyarakat membutuhkan proteksi asuransi murni, maka belilah asuransi, bukan membeli unit link.

"Jangan dicampur aduk, karena asuransi itu bukan manajer risiko, jangan beli produk investasi di perusahaan asuransi, jelas banyak itu yang menyebabkan banyak kasus," imbuhnya.

Sementara itu, hingga saat ini para nasabah asuransi ini berupaya ke sana ke mari untuk menuntut haknya, belum ada yang menyebutkan upayanya ini juga dibantu oleh para agen yang sebelumnya menawarkan produk tersebut kepada mereka.

Padahal, tanpa disadari oleh para nasabah, agen-agen ini mendapatkan apresiasi besar dari perusahaan asuransi yang dipasarkannya.

"Jadi asuransi tidak kenal nasabah secara langsung. Asuransi tidak memanjakan nasabah. Tapi memanjakan agen broker dan bank dengan menghamburkan komisi dan fee serta hadiah jalan-jalan," kata Irvan kepada CNBC Indonesia, Senin ini.

"Nasabah sangat jarang diberi apresiasi asuransi, [meski] berkinerja baik. Misal membayar premi tepat waktu, tidak menunggak dan jarang mengajukan klaim," imbuhnya.

Untuk mengatasi banyaknya keluhan-keluhan ini, baik media sosial maupun secara langsung, Irvan menilai ada baiknya perusahaan asuransi lebih meningkatkan edukasi dan literasi masyarakat terhadap produk asuransi.

(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular