Cek Yuk Saham-saham CPO yang Sudah Cuan Gila-gilaan

Tri Putra, CNBC Indonesia
12 October 2021 09:25
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Tahun 2021 menjadi tahun bagi komoditas, terutama Crude Palm Oil (CPO). Harga CPO terbang dan menyentuh level tertingginya sepanjang masa dan menjadi katalis positif bagi saham emiten sawit dalam negeri.

Pada Jumat (8/10/2021) harga CPO kontrak di Bursa Malaysia tembus MYR 4979/ton dan menjadi level tertingginya sejak diperdagangkan. Secara Year to Date (YTD) harga CPO telah melesat sebesar 37.64%.

Di saat harga CPO melesat, median return emiten sawit yang memberikan cuan besar adalah 37.98%. Hal ini sejalan dengan kenaikan harga CPO di sepanjang 2021.

Tiga saham dengan capital gain paling besar di tahun ini adalah PT Triputra Agro Persada Tbk (TAPG), PT Pinago Utam Tbk (PNGO), dan PT FAP Agri Tbk (FAPA). Ketiganya memberikan return lebih dari 50%.

Menariknya ketiga emiten tersebut adalah perusahaan produsen sawit yang belum lama melantai di bursa saham domestik, mengingat usianya yang bahkan kurang dari dua tahun.

Hal tersebut menunjukan bahwa saham-saham yang belum lama listing cenderung lebih sensitif terhadap pergerakan harga CPO global. Ketiganya, juga memiliki nilai kapitalisasi pasar dibawah Rp 10 triliun saat melantai di bursa.

Nilai kapitalisasi pasar yang tidak terlalu besar ditambah dengan usia listing yang relatif baru serta sentiment positif dari kenaikan harga CPO membuat harga saham tersebut menjadi mudah terangkat.

Untuk kasus saham FAPA, level All Time High (ATH) terjadi pada Jumat lalu (8/10). Sementara untuk kasus saham TAPG dan PNGO, level ATH-nya dicapai pada 6 October 2021 dan 4 Juni 2021, dengan return masing-masing sejak listing sebesar 212.4% dan 426.14%.

Sementara itu, saham emiten sawit yang berkapitalisasi pasar besar dan sudah listing lama cenderung tertinggal. Contohnya adalah saham perusahan PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT London Sumatra Indonesia Tbk (LSIP), dan PT Smart Tbk (SMAR).

Berikut ini adalah rincian pergerakan harga saham emiten sawit :

Saham SawitFoto: Tri/Putra
Saham Sawit

Tren pergerakan harga CPO akan menjadi sentiment bagi gerak harga saham sawit nasional. Ketika harga CPO cenderung menguat, maka ada harapan pendapatan emiten sawit nasional juga akan ikut terdongkrak sehingga fenomena ini direspon positif oleh investor. Alhasil harga sahamnya pun ikut terdongrak.

Begitu pun juga sebaliknya, ketika harga CPO menurun maka pasar akan berekspektasi terjadi penurunan penjualan dari para produsen CPO yang berakibat pada penurunan harga sahamnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(hps/hps)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga CPO Melesat 3%, Tertinggi Sejak Akhir Juli

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular