Semester I-2021

Masih Tunggu PMN Rp 20 T, Holding BUMN IFG Raih Laba Rp 1,8 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
Senin, 11/10/2021 09:05 WIB
Foto: Direktur Keuangan dan Umum IFG Rizal/Dok IFG

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia Financial Group (IFG), BUMN Holding Perasuransian dan Penjaminan membukukan laba tahun berjalan konsolidasi di semester I-2021 sebesar Rp 1,8 triliun atau setara dengan 180% dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) semester I - 2021 sebesar Rp 1 triliun.

Secara year on year (yoy) laba perusahaan melesat 178% dibanding semester 1 2020. Pencapaian laba ini sebagian besar dikontribusikan dari pertumbuhan laba anak perusahaan asuransi dan penjaminan dengan rata-rata kenaikan mencapai 55%.

"Pencapaian ini menjadi bukti signifikan kekuatan hasil kolaborasi dan komitmen bersama antara holding dan anak perusahaan sehingga kami masih bisa bertumbuh meski di tengah pandemi. Kami meyakini upaya improvement secara terus menerus pada aspek tata kelola perusahaan, bisnis dan keuangan dapat meningkatkan kinerja kami di sepanjang tahun 2021," kata Direktur Keuangan dan Umum IFG, Rizal Ariansyah, dalam keterangan resmi, Senin (11/10/2021).


Selain laba, nilai ekuitas IFG juga melampaui target yakni senilai Rp 43,13 triliun atau 2% lebih tinggi dari target di RKAP semester I-2021 yang sebesar Rp 42,17 triliun.

Rizal mengatakan pencapaian atas kinerja keuangan IFG sampai dengan Juni 2021 juga dapat dilihat dari beberapa indikator rasio keuangan.

IFG mencatatkan EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi, dan amortisasi) sebesar Rp 2,07 triliun per Juni 2021 atau 24% lebih tinggi dari target RKAP semester I 2021 yang sebesar Rp 1,67 triliun. Hal ini juga meningkat signifikan jika dibanding EBITDA pada semester 1 2020 sebesar Rp 931,05 miliar.

Sementara itu, rasio likuiditas perusahaan (rasio lancar) per Juni 2021 berada dalam keadaan sehat yakni sebesar 1,76 kali atau 27% lebih baik dari target RKAP semester I 2021 yang sebesar 1,38 kali.

Rizal menegaskan kinerja positif di semester I ini menunjukkan keberhasilan peran dan fungsi strategis IFG dalam memperkuat daya saing anak perusahaan di sektor asuransi, penjaminan, capital market dan investasi.

Sejak terbentuknya IFG di tahun 2020 lalu, lanjut dia, manajemen berkomitmen untuk terus melakukan transformasi dari sisi tata kelola, proses bisnis, sumber daya manusia hingga inovasi dan pengembangan teknologi informasi.

Hal ini dilakukan dalam rangka mendorong terciptanya bisnis model yang akuntabel, prudent, dan transparan serta terus mendorong terciptanya kolaborasi yang saling menguntungkan antar sesama anak Perusahaan ataupun dengan BUMN lainnya.

Tunggu PMN

IFG saat ini juga sedang menunggu pencairan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 20 triliun untuk penguatan modal PT Asuransi Jiwa IFG (IFG Life), anak usaha IFG yang akan bergerak di bidang asuransi jiwa.

IFG Life nantinya akan menerima migrasi polis-polis sehat dari PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sebagai bagian dari penyelesaian permasalahan Jiwasraya sehingga para pemegang polis akan mendapatkan kepastian hukum.

Dengan adanya PMN tersebut di atas, maka dalam waktu dekat kapasitas permodalan IFG akan meningkat signifikan dan IFG sudah dapat melengkapi lini bisnisnya di bidang asuransi dengan bertambahnya lini bisnis asuransi jiwa.

Pada tahun 2020, Pemerintah melakukan pembentukan Holding Perasuransian dan Penjaminan dengan menetapkan BPUI (Bahana) menjadi Perusahaan Induk melalui Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2020 tentang Penambahan Penyertaan Modal Negara Republik Indonesia ke dalam Modal Saham Perusahaan Perseroan PT Bahana Pembinaan Usaha Indonesia (Persero).

Berdasarkan surat Kementerian BUMN nomor S562/MBU/08/2020 tanggal 6 Agustus 2020, Kementerian BUMN telah menyetujui perubahan brand dan logo BPUI menjadi IFG.

Saat ini, IFG beranggotakan sepuluh anak perusahaan, yang terdiri dari PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Jasa Raharja (Jasa Raharja), PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo), PT Bahana Sekuritas, PT Bahana TCW Investment Management, PT Bahana Artha Ventura, PT Grahaniaga Tata Utama, PT Bahana Kapital Investa dan PT Asuransi Jiwa IFG.


(tas/tas)
Saksikan video di bawah ini:

Video: OJK Awasi Ketat Kripto, Fokus pada Aktivitas Domestik