Cek 8 Kabar Penting Ini Sebelum Cari Cuan di Awal Pekan

Monica Wareza, CNBC Indonesia
11 October 2021 08:12
Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021).  Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Memulai awal pekan, Senin (11/10/2021) ada baiknya bagi investor untuk melihat lagi kabar yang terjadi pada emiten pada perdagangan akhir pekan lalu Jumat (8/10/2021).

Kabar beragam mulai dari rencana emiten untuk melepas asetnya hingga emiten yang baru saja diakuisisi oleh perusahaan lain.

CNBC Indonesia telah merangkum delapan peristiwa emiten untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini dibuka.

1. Sudah Dapat Rp 4,5 T, Waskita Mau Jual 9 Tol Lagi sampai 2024

PT Waskita Karya Tbk (WSKT) masih akan mendivestasi sebanyak sembilan ruas tol hingga 2024 mendatang. Ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk memperbaiki kondisi keuangan dan refocusing bisnis ke jasa konstruksi dan mengurangi investasi di bidang yang tidak sejalan dengan bisnis inti perusahaan.

Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono mengatakan divestasi ini sudah mulai dilakukan sejak tahun ini dengan empat ruas tol yang sudah dilepas dan hingga Juni 2021 lalu telah mendapatkan dana hingga Rp 4,5 triliun.

"Divestasi jalan tol, jadi kami sudah lakukan 2021 ini, sampai dengan saat ini sudah empat ruas tol yang telah selesai proses divestasi. Satu di Sumatera dan tiga di Jawa. Program ini akan kami lanjutkan sampai 2024," kata Destiawan dalam paparan publik virtual, Jumat (8/10/2021).

2. Produksi Batu Bara BUMI Diproyeksi 20 Juta ton di Kuartal III

PT Bumi Resources Tbk (BUMI) memproyeksikan selama kuartal III-2021 produksi batu bara mencapai 20 juta ton. Dengan begitu dalam kurun Januari-September produksi batu bara perusahaan mencapai sekitar 60-61 juta ton.

"Produksi kami telah dipertahankan mendekati normal selama pandemi, tetapi sektor ini telah dipengaruhi secara signifikan oleh hujan deras yang terus menerus selama kuartal ini," kata Sekretaris Perusahaan BUMI Dileep Srivastava kepada CNBC Indonesia (8/10/2021).

BUMI juga menjadi salah satu yang merasakan dampak positif dari peningkatan permintaan harga batu bara. Seiring dengan bangkitnya aktivitas industri di China dan beberapa negara lain, permintaan batu bara meningkat, dan membuat harga melambung.

3. Tahun Ini BTN Punya Modal Ventura, Akuisisi Asuransi di 2022

PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) menargetkan akuisisi perusahaan modal ventura (venture capital) ditargetkan akan rampung pada tahun ini.

Direktur Risk Management and Transformation Bank BTN Setiyo Wibowo mengatakan, proses uji tuntas (due diligence) masih dilaksanakan dan sudah mengerucut pada satu nama. Nantinya, modal ventura ini akan menjadi salah satu penopang bisnis BTN ke depan.

Saat ini, BTN masih mengikuti arahan lebih lanjut dari Kementerian BUMN terkait rencana akuisisi ini.

4. Sah! Akulaku Jack Ma Resmi Jadi Pengendali Bank Neo

Perusahaan fintech PT Akulaku Silvrr Indonesia yang disokong Grup Alibaba milik crazy rich China, Jack Ma, resmi menjadi pengendali emiten bank PT Bank Neo Commerce Tbk (BNC).

Hal ini disetujui dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang kedua untuk mengesahkan PT Akulaku Silvrr Indonesia sebagai pengendali BNC.

Penetapan ini telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan tentang pengambilalihan yang diatur dalam POJK No.41/POJK.03/2019 tentang Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan, Integrasi dan Konversi Bank Umum.

5. Cuan Gede! Keluarga Riady Kantongi Rp 805 M Jual Saham MLPL

Perusahaan yang dikendalikan keluarga Riady dari Grup Lippo, PT Inti Anugerah Pratama (IAP) telah menjual 1,66 miliar saham atau setara dengan 11,37% kepemilikan di PT Multipolar Tbk (MLPL).

Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), harga rerata penjualan per saham sebesar Rp 484,26 yang dilakukan pada periode 30 September - 5 Oktober 2021.

Dengan demikian, total dana hasil penjualan saham tersebut mencapai Rp 805,75 miliar.

6. Rights Issue Bank Banten, Terkuak Reliance Jadi Pembeli Siaga

Konsorsium Grup Reliance berminat menjadi pembeli siaga (standby buyer) dalam aksi korporasi penawaran umum terbatas (PUT) VII atau penerbitan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD/rights issue) yang digelar PT Bank Pembangunan Daerah Banten Tbk (BEKS) atau Bank Banten senilai Rp 1,8 triliun.

"Konsorsium Reliance sangat serius untuk mendukung rencana bisnis Bank Banten," kata Direktur Utama Bank Banten Agus Syabarrudin, ketika dihubungi CNBC Indonesia, Jumat siang (8/10).

"Dapat saya konfirmasi ya [Reliance minat jadi pembeli siaga]," kata Agus.

7. Ini Alasan Induk IRRA Borong Saham Nusa Konstruksi Rp 230 M

Pemegang saham pengendali emiten farmasi dan produk alat kesehatan, PT Itama Rayonara Tbk (IRRA), yakni PT Global Dinamika Kencana, berencan mengambilalih sebanyak 51,85% saham emiten konstruksi PT Nusa Konstruksi Enjiniring Tbk (DGIK).

Global Dinamika akan membeli saham DGIK dari investor lama yakni milik PT Lintas Kebayoran Lama sebanyak 34,12%, PT Loasaindo Aditama sebanyak 7,6%, PT Rezeki Segitiga Emas sebanyak 9,32% dan PT Multidaya Hutama Indokarunia 0,81%, sehingga total saham yang diambilalih adalah 51,85%.

Lantas apa sebetulnya rencana pengendali IRRA ini masuk ke bisnis konstruksi, mengingat IRRA fokus pada farmasi dan produk alat kesehatan termasuk alat suntik sekali pakai.

8. Diversifikasi, DEWA Dirikan Anak Usaha Baru

PT Darma Henwa Tbk (DEWA) melakukan ekspansi dan diversifikasi usaha dengan mendirikan anak usaha baru yang bergerak di bidang reparasi mesin. Anak usaha bernama PT Darma Reka Teknik merupakan perusahaan yang bergerak di bidang reparasi mesin khusus dan reparasi mesin umum.

Berdasarkan keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), DEWA memegang 99,9% saham dari anak usahanya, dan PT Dire Pratama memiliki 0,1% saham. Sementara Dire merupakan anak usaha perusahaan yang bergerak di bidang usaha pelabuhan.

"Tujuan pendirian anak perusahaan baru tersebut adalah untuk pengembangan bidang usaha, di luar bidang jasa kontraktor penambangan batu bara," kata Sekretaris Perusahaan Mukson Arif Rosyidi dalam keterbukaan, Kamis (7/10/2021).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular