Dolar AS Tetap Perkasa, Emas Tambah Sengsara...

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
11 October 2021 07:42
Ilustrasi Emas Pegadaian. (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Emas Pegadaian (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia turun tipis pada perdagangan pagi ini. Ke depan, harga emas akan ditentukan oleh dinamika nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Senin (11/10/2021) pukul 07:03 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.753,76/troy ons. Turun 0,17% dibandingkan posisi akhir pekan lalu.

Nasib harga emas sangat ditentukan oleh nilai tukar dolar AS. Dua aset ini memiliki hubungan yang berbanding terbalik, ketika dolar AS lesu maka harga emas akan menanjak.

Ini karena emas adalah aset yang dibanderol dalam dolar AS. Ketika dolar AS melemah, maka emas menjadi lebih murah bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas naik, harga pun terungkit.

Demikian pula jika dolar AS menguat. Harga emas jadi lebih mahal bagi investor yang memiliki mata uang lain sehingga permintaan terhadap sang logam mulia akan turun dan harga pun mengikuti.

Halaman Selanjutnya --> Data Tenaga Kerja AS Mengecewakan

Akhir pekan lalu ada kabar yang kurang mengenakkan dari Negeri Paman Sam. US Bureau of Labor Statistics melaporkan perekonomian AS menciptakan 194.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) pada September 2021. Jauh di bawah konsensus pasar yang dihimpun Reuters dengan perkiraan 500.000 dan menjadi yang terendah sejak Desember 2020.

Brad McMillan, Chief Investment Officer di Commonwealth Financial Network, menilai warga Negeri Adidaya masih khawatir untuk beraktivitas di luar rumah. Bagaimanapun pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum selesai, risiko tertular masih ada.

"Masalah terbesarnya bukan pertumbuhan penciptaan lapangan kerja yang melambat. Melainkan orang-orang masih takut untuk kembali bekerja," tegas McMillan kepada Reuters.

Namun ada kabar gembira. Pada Agustus 2021, awalnya angka non-farm payroll ada di 235.000. Namun kemudian ada revisi ke atas menjadi 366.000.

Selain itu, angka pengangguran juga terus turun. Tingkat pengangguran Negeri Stars and Stripes pada September 2021 adalah 4,8%, terendah sejak Maret 2020 atau sudah kembali ke level pra-pandemi.

Halaman Selanjutnya --> The Fed Rasanya Tetap Umumkan Tapering Bulan Depan

Apa hubungan pasar tenaga kerja dengan dolar AS? Besar sekali.

Data ketenagakerjaan adalah salah satu pertimbangan utama bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) untuk menentukan kebijakan moneter. Pasar menilai meski terjadi perlambatan dalam pembukaan lapangan kerja, tetapi Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat diperkirakan tetap akan segera melakukan pengetatan dengan mengurangi pembelian aset (tapering off). Berdasarkan jajak pendapat yang digelar Reuters, pelaku pasar memperkirakan The Fed akan mengumumkan tapering dalam pertemuan 2-3 November 2021.

"Batasan The Fed untuk melakukan tapering sangat rendah. Sepertinya kombinasi revisi data Agustus, penurunan tingkat pengangguran, dan sinyal keketatan pasar tenaga kerja sudah lebih dari cukup," kata Andrew Hollenhorst, Ekonom Citigroup yang berbasis di New York, sebagaimana diwartakan Reuters.

"Meski data penciptaan lapangan kerja relatif lemah, tetapi jika Anda melihat sedikit lebih dalam ada bukti kuat bahwa ekonomi cukup solid. Rasanya tidak ada yang bisa menghalangi The Fed untuk mengumumkan tapering bulan depan," tambah Shinichiro Kuroda, Senior FX Startegist di Barclays, juga dikutip dari Reuters.

Tapering, yang kemungkinan bakal diumumkan bulan depan, membuat investor berekspektasi pasokan dolar AS akan mulai berkurang. Seperti barang, pasokan yang tidak lagi melempah akan membuat 'harga' naik.

Benar saja. Pada pukul 07:26 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%. Penguatan ini yang kemudian menekan harga emas.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular