
Ajib Tajir Melintir! Deretan Raja Minyak yang Punya Klub Bola

Jakarta, CNBC Indonesia - Kekayaan yang dihasilkan dari ekstraksi minyak di sebagian besar wilayah timur tengah sepertinya tidak ada habis-habisnya.
Pasalnya salah satu orang terkaya dunia yakni Raja Salman dari Kerajaan Saudi kini menjadi pemilik baru klub sepak bola di Liga Premier Inggris, Newcastle United.
Sebelumnya, beberapa raja minyak dan taipan kaya dari timur tengah sudah lebih dulu mengoleksi klub sepak bola Eropa dan menyulapnya menjadi kekuatan besar baru yang kian diperhitungkan.
Pembelian klub yang dilatih Steve Bruce ini dilakukan setelah Dana Investasi Publik (PIF, Public Investment Fund) yang diawasi langsung oleh putra mahkotanya Mohammed bin Salman (MBS) menyelesaikan akuisisi 100% Newcastle United Limited dan Newcastle United Football Club Limited dari St. James Holdings Limited.
PIF bermitra dengan PCP Capital Partners dan RB Sports & Media. Dalam keterangan pers di situsnya, PIF menegaskan semua persetujuan yang diperlukan telah diperoleh dari Liga Premier Inggris dan akuisisi selesai pada 7 Oktober 2021.
Gubernur PIF Yasir Al-Rumayyan disebut akan menjabat sebagai Ketua Non-Eksekutif Newcastle United. Sementara Kepala Eksekutif PCP capital Partners Amanda Staveley akan memiliki satu kursi di dewan direksi.
Sementara Jamie Reuben akan menjadi direktur klub. Ia mewakili RB Sports & Media.
Nah, selain Raja Salman, berikut raja minyak lain yang juga memiliki klub sepak bola Eropa, berdasarkan kompilasi data CNBC Indonesia.
Uang Qatar ke PSG
Nasib Paris Saint-Germain berubah secara dramatis ketika Qatar Sports Investments (QSI) membeli klub tersebut pada tahun 2011. Akuisisi ini membuat klub asal Paris ini tidak hanya menjadi klub terkaya di Prancis tetapi juga langsung melejit menjadi salah satu yang terkaya di dunia.
Nasser Al-Khelaifi yang ditunjuk sebagai presiden klub kala itu berjanji untuk membentuk tim yang mampu memenangkan Liga Champions (UCL) dan menjadikan PSG klub terbesar di Prancis.
Sejak itu, PSG telah menghabiskan banyak uang untuk mendatangkan pemain kelas dunia seperti Zlatan Ibrahimovic, David Beckham, Neymar, Kylian Mbappe dan terbaru pada musim panas ini Lionel Messi.
Akibatnya suntikan uang minyak tersbut, PSG mendominasi sepak bola Prancis, memenangkan 27 trofi: tujuh gelar liga, enam Piala Prancis, enam Piala Liga Prancis, dan delapan Piala Super Prancis. Hanya saja masih belum mampu mengangkat trofi si kuping besar, setelah perjuangan terjauhnya dihentikan oleh Bayern Munchen pada final UCL pertama yang dimainkan PSG tahun 2020.
Sejak dibeli Qatar PSG menjadi klub sepakbola dengan pendapatan tertinggi ketujuh di dunia sebesar € 541 juta per tahun atau setara dengan Rp 8,89 triliun (kurs Rp 16.434/€) menurut Deloitte, serta merupakan klub sepak bola paling berharga kesembilan di dunia, senilai U$ 2,5 miliar (Rp 35,75 miliar) menurut Forbes.
NEXT: Manchester City dan Sheffield United
City dan Uang Abu Dhabi
Pembelian klub medioker yang tengah berjuang bertahan di kasta tertinggi Liga Inggris, Manchester City, oleh Sheikh Mansour bin Zayed Al Nahyan hanyalah awal dari sebuah proyek ambisius untuk mengubah lanskap sepak bola dunia.
Kesepakatan senilai £ 210 juta atau setara dengan Rp 4 triliun (kurs Rp 19.300/pounsterling) di tahun 2008 tersebut membuat City menjadi salah klub terkaya di dunia dan menempatkan mereka di jalur dominasi dengan memenangkan gelar Liga Premier pada 2012, 2014, 2018, 2019 dan 2021.
Dalam waktu singkat Abu Dhabi United Group milik Sheikh Mansour memperluas pengaruh dan melebarkan sayap ke penjuru dunia.
City Football Group kemudian mendirikan New York City FC dan membeli saham di klub sepak bola di Australia, Jepang, dan Spanyol.
Investasi ini bukannya tanpa kontroversi. Tuduhan bahwa City telah melanggar aturan financial fair play (FFP) menjadi isu musiman dalam beberapa tahun terakhir, bahkan Amnesty International ikut menambahkan tuduhan bahwa mitra bisnis klub telah mengeksploitasi hak asasi manusia.
Namun terlepas dari kontroversi tersebut, kesuksesan di lapangan klub yang dilatih Pep Guardiola patut disimak. Sama dengan PSG, uang minyak masih belum mampu membawa pulang trofi Liga Champions ke Etihad Stadium. Upaya terakhir dan paling jauh adalah ketika gagal di Final melawan Chelsea bulan Mei lalu.
Pangeran Abdullah berinvestasi di Sheffield United
Abdullah bin Musa'ad bin Abdulaziz Al Saud, Pangeran Kerajaan Saudi yang juga pengusaha ini membeli setengah kepemilikan Sheffield United dari Kevin McCabe menjual setengah klub pada 2013.
Setelah diambil Saudi klub berhasil promosi kembali ke Championship pada 2017, dan naik ke kasta tertinggi dua tahun berikutnya.
Klub yang pernah bermain dan memenangkan keempat kasta sepakbola Inggris ini akhirnya kembali terdegradasi setelah musim lalu mendekam di posisi terbawah kasta tertinggi sepakbola Inggris.
Ternyata uang dari minyak saja tidak cukup membawa kejayaan bagi klub.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sah! BRI Resmi Jadi Sponsor Utama Liga 1 Musim 2021-2022
