Analisis Teknikal

'Banjir' Sentimen Positif, Sesi 2 IHSG Siap Tembus 6.500!

Putra, CNBC Indonesia
Jumat, 08/10/2021 13:15 WIB
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 0,83% ke 6.469,63 di akhir perdagangan sesi I hari ini, Jumat (08/10/21).

Di tengah kenaikan IHSG yang cukup signifikan, tercatat ada 291 saham menguat, 201 melemah dan 161 stagnan. Nilai transaksi tercatat mencapai Rp 9,11 triliun.

Asing lagi-lagi memborong saham-saham dalam negeri dengan nilai yang besar. Net buy asing di pasar reguler sebesar Rp 904,75 miliar.


Penguatan IHSG menyusul apresiasi bursa saham New York semalam. Ketiga indeks acuan kompak menguat. Indeks Dow Jones Industrial (DJI) naik 0,98%. Indeks S&P 500 menguat 0,83% dan Nasdaq Composite terbang 1,05%.

Pasar saham AS yang ditutup ceria tersebut merespons kongres yang semakin kooperatif untuk menaikkan batas utang AS dalam jangka pendek.

Dari dalam negeri sentimennya adalah rencana pemerintah untuk menguber pajak di tahun 2022 lewat UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan (HPP).

Beberapa kebijakan pajak yang akan dijalankan tahun depan di antaranya kenaikan tarif PPN, pajak karbon, cukai untuk plastik dan minuman berpemanis hingga pengampunan pajak alias tax amnesty.

Kebijakan tersebut diharapkan dapat meningkatkan pendapatan negara sebesar Rp 130 triliun tahun depan.

Namun yang perlu diwaspadai adalah kenaikan pajak yang prematur hanya akan membebani pertumbuhan ekonomi.

Sentimen kedua terkait dengan Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) bulan September 2021 yang juga mengalami kenaikan. Bank Indonesia (BI) mencatat IKK September 2021 sebesar 95,5.

Kenaikan IKK juga terjadi sejalan dengan pelonggaran pembatasan aktivitas publik. Perbaikan sentimen konsumen juga menjadi katalis positif untuk IHSG.

Itulah sentimen utama yang bakal menjadi penggerak IHSG hari ini. Namun secara teknikal bagaimana arah gerak IHSG? Berikut ulasannya.

Analisis Teknikal

Foto: Putra
Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Jika melihat posisi penutupan IHSG, maka indeks harus melewati level resisten terdekatnya di 6.500 untuk melanjutkan tren bullish-nya. Sementara itu indeks harus melewati level support terdekat di 6.450 untuk mengalami tren bearish.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 69,85 atau sangat mepet dengan area overbought. Garis MACD juga sudah semakin menyempit sementara batang histogramnya semakin memendek. Ruang penguatan menjadi semakin terbatas dan waspadai pembalikan arah.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat