Diobral Investor, Saham Batu Bara Tumbang & Banyak Kena ARB
Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham batu bara ambles ke zona merah pada awal perdagangan hari ini, Kamis (7/10/2021), didorong aksi ambil untung (profit taking) setelah saham-saham tersebut mengalami tren kenaikan akhir-akhir ini.
Berikut pelemahan saham batu bara berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 09.10 WIB.
Mitrabara Adiperdana (MBAP), saham -6,92%, ke Rp 3.630/saham
Bumi Resources (BUMI), -6,52%, ke Rp 86/saham
Golden Eagle Energy (SMMT), -6,19%, ke Rp 197/saham
Indo Tambangraya Megah (ITMG), -6,04%, ke Rp 24.100/saham
Indika Energy (INDY), -6,02%, ke Rp 2.030/saham
Borneo Olah Sarana Sukses (BOSS), -5,56%, ke Rp 102/saham
Adaro Energy (ADRO), -5,36%, ke Rp 1.765/saham
United Tractors (UNTR), -5,00%, ke Rp 25.200/saham
Delta Dunia Makmur (DOID), -4,60%, ke Rp 332/saham
Alfa Energi Investama (FIRE), -4,26%, ke Rp 675/saham
Harum Energy (HRUM), -4,02%, ke Rp 7.750/saham
Bukit Asam (PTBA), -3,17%, ke Rp 2.750/saham
Bayan Resources (BYAN), -2,95%, ke Rp 28.000/saham
Golden Energy Mines (GEMS), -2,48%, ke Rp 4.330/saham
Prima Andalan Mandiri (MCOL), -2,30%, ke Rp 1.700/saham
ABM Investama (ABMM), -1,33%, ke Rp 1.485/saham
Mengacu pada data di atas, saham MBAP menjadi yang paling ambles, dengan menyentuh batas auto rejection bawah (ARB) 6,92% ke Rp 3.630/saham. Dengan ini, dalam sepekan saham MBAP turun 8,33%, sementara dalam sebulan melesat 13,44%.
Kedua, saham Grup Bakrie BUMI juga menyentuh ARB 6,52% ke Rp 86/saham, setelah mencatatkan reli kenaikan selama 5 hari beruntun. Dalam sepekan saham BUMI masih melonjak 30,30%, sedangkan dalam sebulan terkerek naik 56,36%.
Di bawah BUMI, ada saham Grup Rajawali SMMT yang anjlok 6,19% ke Rp 197/saham. Dalam sepekan saham SMMT masih naik 3,16%.
Keempat, saham ITMG juga 'terjun' 6,04% ke Rp 24.100/saham, usai melonjak 5 hari berturut-turut. Kendati ambles, dalam sepekan saham ITMG masih melaju naik 15,26%, sedangkan dalam sebulan melesat 38,73%.
Akhirnya, harga batu bara turun juga setelah melonjak luar biasa akhir-akhir ini.
Kemarin, harga batu bara di pasar ICE Newcastle (Australia) tercatat US$ 236/ton. Ambles 15,71% dibandingkan hari sebelumnya.
Wajar saja, harga batu bara sudah naik selama 10 hari beruntun. Selama 10 hari tersebut, kenaikannya mencapai 57,04%.
Walau hari ini anjlok, tetapi talam seminggu terakhir harga batu bara masih membukukan kenaikan 37,95% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya mencapai 32,32%.
Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga komoditas ini meroket 188.68%. Rasanya tidak ada komoditas lain yang mengalami kenaikan harga setajam batu bata.
Dalam sepekan terakhir, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, Amerika Serikat) naik 5,19%. Selama sebulan ke belakang kenaikannya mencapai 26,12% dan secara year-to-date meroket 126,9%.
Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 89,4/MWh pada 5 Oktober 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 58,06/MWh. Ini membuat batu bara kembali menjadi primadona, bahkan di Eropa yang menjunjung tinggi isu ramah lingkungan.
"Melihat situasi di Eropa, gas alam sudah tidak lagi bisa bersaing dengan batu bara. Akibatnya, penggunaan batu bara semakin meningkat," sebut kajian ELS Analysis, konsultan energi yang berbasis di Swedia, seperti dikutip dari Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)