'Rezim' Dolar AS Makin Kuat, Mampukah Rupiah Melawan?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 October 2021 09:35
Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Ilustrasi Rupiah dan Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Namun rupiah wajib waspada, karena 'rezim' kekuasaan dolar AS memang semakin kuat.

Pada Kamis (7/10/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.235 kala pembukaan pasar spot. Rupiah menguat 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Namun rasanya rupiah akan menjalani lajur yang berliku dan berbatu. Sebab, ada kecenderungan dolar AS bakal perkasa di hadapan mata uang dunia.

Berdasarkan jajak pendapat yang dilakukan Reuters terhadap 54 analis dan ekonom, 85% di antaranya memperkirakan dolar AS akan menjalani tren penguatan selama 12 bulan ke depan. Keperkasaan mata uang Negeri Stars and Stripes akan ditopang oleh kenaikan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS dan ekspektasi kenaikan suku bunga acuan.

dolarSumber: Reuters

"Dalam waktu dekat, fokus di pasar adalah ekspektasi kenaikan yield dan pengurangan stimulus moneter dari The Federal Reserve (The Fed) seiring pemulihan ekonomi AS. Namun kenaikan yield obligasi pemerintah AS bukannya tanpa batas, akan tiba saatnya yield mulai stabil," kata Tai Hui, Chief Asia Market Strategist di JP Morgan Asset Management.

"Menurut saya, kecuali ada perubahan yang sangat besar, dolar AS tidak akan terkoreksi terlalu dalam," tambah Jane Foley, Head of FX Strategist di Rabobank.

Halaman Selanjutnya --> The Fed Jadi 'Beking' Dolar AS

Ya, 'rezim' dolar AS akan didukung oleh arah kebijakan The Fed. Apabila ekonomi AS terus membaik, maka Ketua Jerome 'Jay' Powell tidak akan segan merespons dengan mengetatkan kebijakan moneter.

Dimulai dari mengurangi 'dosis' pembelian aset atau quantitative easing. Pengurangan quantitative easing, atau akrab disebut tapering off, diperkirakan mulai dilakukan bulan depan.

Selepas tapering selesai, giliran suku bunga acuan Federal Funds Rate yang akan dinaikkan. Pasar memperkirakan kenaikan Federal Funds Rate akan dimulai pada semester II-2022.

Tapering akan membuat pasokan dolar AS menjadi tidak sederas sekarang. Sementara kenaikan suku bunga acuan akan ikut mendongkrak imbalan investasi aset berbasis dolar AS (utamanya instrumen berpendapatan tetap seperti obligasi).

Dua hal ini tentu menjadi modal yang sangat kuat bagi dolar AS untuk terapresiasi. Tren apresiasi dolar AS kemungkinan akan terjadi sampai tahun depan.

Oleh karena itu, rupiah harus waspada. Dolar AS, Sang Raja, sepertinya akan sekuat tenaga mempertahankan takhtanya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular