Wow! Broker RI Sedang di Bidik Pemodal Besar, Semenarik Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan sekuritas di dalam negeri masih banyak yang berpotensi untuk diakuisisi. Hal ini mengingat masih besarnya ruang pertumbuhan investor, terutama ritel di Indonesia yang saat ini masih belum mencapai 1% dari total penduduk.
Salah satu sumber CNBC Indonesia di Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) menuturkan, masih ada beberapa perusahaan sekkuritas yang berpotensi melakukan merger dan akuisisi (M&A), meski tidak menyebut nama-nama perusahaan sekuritas secara lebih detil.
"Potensinya bisa-bisa saja, kalau disebut berpotensi, ya berpotensi. Indonesia masih menjadi pasar yang menarik," kata sumber tersebut.
Menurutnya, akuisisi perusahaan sekuritas lokal oleh investor strategis menjadi fenomena yang menarik di tengah tren hengkangnya perusahaan sekuritas asing di Indonesia seperti Nomura Sekuritas, Merril Lynch, Morgan Stanley hingga Deutsche Sekuritas Indonesia.
"Ini suatu berita gembira buat kita, pihak luar banyak tertarik dengan perusahaan efek di Indonesia. Ada yang keluar, itu lebih banyak kebijakan regional," tuturnya.
Selain itu, saat ini investor pasar modal di Indonesia yang sudah mencapai 6,6 juta diyakini masih berpeluang tumbuh ke depannya. Mengakuisisi perusahaan sekuritas adalah langkah strategis yang diambil sebagai peluang.
"Ini satu fenomena bagus sekali, perusahaan yang dari luar yang tertatik dengan pasar modal Indonesia, kita ketahui, jumlah masyarakat dan potensi nasabah besar sekali,'' imbuhnya.
Seperti diketahui, baru-baru ini, pengusaha yang juga Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO) juga mengakusisi 49% saham perusahaan sekuritas, PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM) yang dimiliki Grup Northstar, Advance Wealth Finance Ltd.
Boy menilai, pertimbangan akuisisi tersebut lantaran saat ini industri pasar modal, terutama setelah pandemi Covid-19 diyakini mempunyai prospek yang baik. Terlebih, kata dia, saat ini banyak investor ritel dari generasi muda yang mulai aktif berinvestasi saham, sehingga investasi ini menjadi langkah strategis.
"Intinya saya sangat optimis dengan masa depan perekonomian Indonesia pasca Covid-19 dan tentunya juga terhadap pasar modal Indonesia apalagi banyak banget para millenial yang sekarang aktif di Bursa Efek Indonesia," kata Boy, kepada CNBC Indonesia, Senin (6/10/2021).
Saat ini, proses pengambilalihan saham tersebut sedang dalam proses uji tuntas (due diligence) dan belum menetapkan harga pelaksanaan akuisisi. Dalam pengumuman yang disampaikan di media massa, Boy Thohir sudah meneken term sheet yang belum mengikat dalam rangka rencana pengambilalihan saham TRIM.
Namun, dia menegaskan, akuisisi ini bukan untuk menyiapkan Trimegah sebagai salah satu underwriter untuk penawaran umum perdana saham GoTo. Pasalnya, Garibaldi saat ini, tercatat sebagai Komisaris Independen di PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek).
"Enggak [terkait persiapan underwriter GoTo]," katanya menambahkan.
(hps/hps)