
Berkat Harta yang Paling Berharga, Rupiah Masih Bisa Menguat

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Tingginya harga komoditas, yang bakal mengerek kinerja ekspor Indonesia, menjadi fondasi kuat bagi stabilitas rupiah.
Pada Selasa (5/10.2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.265 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Sama persis dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun beberapa menit kemudian rupiah mampu masuk jalur hijau. Pada pukul 09:09 WIB, US$ 1 dihargai Rp 14.260 di mana rupiah menguat tipis 0,03%.
Penguatan rupiah patut mendapat apresiasi, karena dolar AS sejatinya sedang perkasa. Pada pukul 08:11 WIB, Dollar Index (yang menggambarkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) menguat 0,1%.
Namun nasib dolar AS juga sedang tidak jelas. Pasar menunggu rilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam yang diumumkan Jumat pekan ini waktu Indonesia.
Konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan perekonomian AS membuka 488.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) pada September 2021. Jauh lebih baik ketimbang bulan sebelumnya yang sebanyak 235.000.
Perkembangan di pasar tenaga kerja akan menentukan arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Jika pasar tenaga kerja semakin kuat, maka The Fed diperkirakan mulai mengurangi 'dosis' pembelian aset (quantitative easing) pada November 2021.
Namun sebelum data dirilis, investor hanya bisa menebak-nebak. Ini membuat dolar AS dipenuhi ketidakpastian, terombang-ambing.
Halaman Selanjutnya --> Harga Komoditas Naik, Ekspor Terungkit
