Sudah Tembus 6.342, Awas Profit Taking Bayangi IHSG!

Putra, CNBC Indonesia
05 October 2021 08:28
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia, Senin (19/7/2021) (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melesatĀ 1,83% di levelĀ 6.342,7 Senin kemarin. Penguatan yang terlalu tajam ditambah dengan koreksi dalam pada saham-saham di bursa Wall Street AS membuat indeks rawan terkena aksi profit taking dan koreksi pada Selasa ini (5/10).

Investor asing tercatat masih melakukan pembelian bersih (net buy) dalam jumlah yang cukup besar, yakni mencapai Rp 1,9 triliun di pasar reguler. Sebanyak 317 saham menguat, 202 saham melemah dan 143 lainnya mendatar.

Beberapa saham yang menjadi penggerak (movers) bagi indeks berasal dari sektor energi terutama batu bara.

Hal tersebut merespons kenaikan harga bahan bakar fosil baik gas, batu bara hingga minyak mentah akibat adanya krisis energi yang melanda dunia.

Harga tiga komoditas energi utama seperti batu bara, minyak dan gas masih melanjutkan reli.

Terakhir harga kontrak batu bara acuan ditutup tembus US$ 249/ton. Harga kontrak minyak Brent berada di level US$ 81,26/barel sementara gas alam Asia di US$ 32/MMBtu.

Kenaikan harga komoditas energi masih menjadi katalis positif untuk harga saham domestik. Namun koreksi tajam Wall Street dini hari tadi menyisakan risiko tinggi apalagi di saat IHSG sudah melaju kencang.

Mengawali perdagangan pekan pertama di bulan Oktober, tiga indeks saham acuan Wall Street ditutup di zona merah.

Dow Jones ambles 0,94%. Indeks S&P 500 drop 1,3%. Nasdaq Composite memimpin pelemahan dengan koreksi 2,14%.

Analisis Teknikal IHSG Sesi 1 5 Oktober 2021/Tri PutraFoto: Analisis Teknikal IHSG Sesi 1 5 Oktober 2021/Tri Putra
Analisis Teknikal IHSG Sesi 1 5 Oktober 2021/Tri Putra

Analisa Teknikal

Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Berdasarkan indikator teknikal BB, IHSG cenderung bergerak naik mendekati level resistance terdekatnya di area 6.369. Sementara untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.300.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 78,23 dan sudah mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought. Di sisi lain garis BB juga melebar yang mengindikasikan adanya ruang volatilitas yang tinggi.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Cek Dulu Arah Gerak IHSG Sebelum Cari Cuan Hari Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular