Sudah Terbang 1,5%, Sesi II IHSG Masih Bertenaga Naik Lagi

Tri Putra, CNBC Indonesia
04 October 2021 13:18
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil finish di zona hijau pada sesi I perdagangan awal pekan ini, Senin (4/10/2021).

Data perdagangan mencatat, IHSG melesat 1,5% ke level 6.322,44 hingga sesi istirahat. Sebanyak 305 saham menguat, 193 melemah dan 155 stagnan.

Nilai transaksi tembus Rp 10,71 triliun dengan net buy asing di pasar reguler mencapai Rp 1,19 triliun.

Beberapa saham yang menjadi movers bagi indeks berasal dari sektor energi terutama batu bara. Hal tersebut merespons kenaikan harga bahan bakar fosil baik gas, batu bara hingga minyak mentah.

Kenaikan harga energi tersebut dipicu oleh adanya krisis energi yang melanda berbagai negara akibat kelangkaan pasokan gas.

Minggu ini, harga gas alam di Henry Hub (Oklahoma, AS) melesat 19,45%. Sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd), harga gas alam meroket 118,35%.
Harga gas yang semakin mahal membuat biaya pembangkitan listrik dengan bahan bakar ini kian tidak ekonomis. Di Eropa, biaya pembangkitan listrik dengan gas alam adalah EUR 75,725/MWh pada 28 September 2021. Dengan batu bara, harganya hanya EUR 50,53/MWh.

Namun Eropa dan China sudah terlanjur punya komitmen untuk mengurangi konsumsi batu bara yang dinilai tidak ramah lingkungan. Dengan harga gas yang naik terus, perburuan terhadap sumber-sumber energi primer pun menggila. Bahkan batu bara yang sempat dicuekin kini kembali dilirik.

Indonesia adalah eksportir terbesar dunia untuk batu bara dan CPO. Kenaikan harga dua komoditas ini tentu akan mendongkrak kinerja ekspor Indonesia. Tidak hanya menggairahkan perekonomian nasional, kenaikan ekspor juga akan menopang stabilitas nilai tukar rupiah.

Teknikal IHSGFoto: Tri Putra/CNBC Indonesia
Teknikal IHSG


Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support).

Untuk saat ini IHSG mendekati level resistance terdekatnya. Untuk merubah tren bullish menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.300.

Sementara itu untuk mengubah tren bearish menjadi bullish atau apresiasi indeks perlu melewati level resistance terdekatnya di 6.344.

Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Saat ini RSI berada di area 74,99 dan sudah mengindikasikan bahwa IHSG cenderung overbought. Namun garis RSI cenderung sideways.
Di sisi lain garis BB cenderung melebar yang mengindikasikan adanya ruang volatilitas yang tinggi.

Overall IHSG berpeluang untuk bergerak sideways di sesi II jika melihat indikator teknikalnya.

Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular