Walau Bangkit, Harga Tembaga 'Dihantui' Krisis Listrik China

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
04 October 2021 09:19
FILE PHOTO: Workers pour melted copper in a mould to make utensils and accessories inside a workshop in Srinagar March 27, 2014. REUTERS/Danish Ismail/File Photo
Foto: REUTERS/Danish Ismail/File Photo

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia bangkit dari harga terendahnya sepanjang September. Akan tetapi dalam jangka pendek investor masih khawatir pada lesunya ekonomi China karena krisis listrik.

Pada Senin (4 Oktober 2021) pukul 08:30 WIB, harga tembaga dunia tercatat US$ 9.185,50/ton. Naik 0,34% dari posisi akhir pekan kemarin.

TembagaSUmber: Investing.com

Harga tembaga berhasil bertahan di area support yaitu US$ 8.880-9.000/ton. Walaupun rebound, laju harga tembaga masih terbebani oleh keadaan ekonomi China yang loyo.

"Tetapi risiko utama jangka pendek masih ada. Dari sudut pandang teknikal terlihat masih sangat suram pada beberapa indeks pasar saham utama. Sementara kenaikan biaya bahan bakar yang berkelanjutan melemahkan kemampuan industri untuk berproduksi dan tumbuh," kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank. Kopenhagen.

Kondisi China sebagai konsumen utama logam mengkhawatirkan. Aktivitas pabrik pada bulan Agustus menunjukkan kontraksi untuk pertama kalinya sejak Februari tahun lalu karena mulai diberlakukannya pembatasan penggunaan listrik. Pada saat yang sama, krisis utang yang melanda raksasa properti China Evergrande Group.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular