Dolar Nggak Bisa Terlalu Kuat, Amerika Sendiri yang Rugi!

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
04 October 2021 09:14
rupiah melemah terhadap Dollar
Ilustrasi Dolar AS (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Nasib dolar AS pekan ini akan ditentukan ole rilis data tenaga kerja. Pada Jumat malam waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics akan mengumumkan data penciptaan lapangan kerja non-pertanian dan tingkat pengangguran periode September 2021.

Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan perekonomian AS menciptakan 460.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) bulan lalu. Naik dibandingkan Agustus 2021 yang sebanyak 235.000. Sementara tingkat pengangguran diperkirakan turun jadi 5,1% dari 5,2%.

Pasar tenaga kerja yang semakin membaik akan membuat bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) kian yakin untuk memulai pengetatan kebijakan moneter. Pasar memperkirakan The Fed akan mulai mengurangi pembelian surat berharga atau tapering pada November 2021 alias bulan depan. Kemudian pada kuartal III-2022, suku bunga acuan akan mulai dinaikkan.

Kebijakan moneter yang mengetat ini akan menguntungkan dolar AS. Oleh karena itu, banyak yang memperkirakan dolar AS masih akan menjalani tren penguatan setidaknya sampai tahun depan.

Soceiete Generale dalam risetnya memperkirakan Dollar Index mash bisa menguat 10% dari level yang sekarang. Sementara Mazen Issa, Senior FX Strategist di TD Securities menilai kenaikan suku bunga acuan akan membuat dolar AS semakin menarik.

"Dolar AS sudah menunjukkan kemampuannya untuk melawan berbagai proyeksi. Sepertinya sulit untuk membendung dolar AS dalam waktu dekat," kata Issa, seperti dikutip dari Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(aji/aji)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular