
Rupiah Punya Jurus, Tapi Ajian Dolar Lebih Sakti!

Namun sentimen tersebut tertutup oleh dolar AS yang ternyata masih perkasa. Pada pukul 11:26 WIB, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) naik 0,06%.
Dalam sepekan terakhir, Dollar Index membukukan kenaikan 1,02% secara point-to-point. Selama sebulan ke belakang, kenaikannya hampir 2%.
Isu pengurangan pembelian aset atau tapering oleh bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed masih menjadi 'ajian' ampuh yang membuat dolar AS disegani. Pelaku pasar yakin bahwa Ketua Jerome 'Jay' Powell dan sejawat akan memulai tapering pada November 2021 atau bulan depan.
"Sepanjang pasar percaya bahwa The Fed akan segera melakukan tapering, maka dolar AS akan diuntungkan. Kami memperkirakan Dollar Index masih bisa menguat 5-10% dari posisi saat ini," ungkap Kit Junckes, Strategist dari Societe Generale, seperti dikutip dari Reuters.
Selama masa pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19), The Fed menggelontorkan likuiditas atau quantitative easing senilai US$ 120 miliar per bulan demi menggairahkan perekonomian yang 'mati suri'. Kini dengan ekonomi Negeri Stars and Stripes yang mulai pulih, laju inflasi yang stabil di atas target 2%, dan lapangan kerja yang semakin banyak tercipta, maka stimulus mulai bisa dikurangi.
Dengan tapering, maka pasokan dolar AS tidak akan semelimpah sekarang. Seperti barang, pasokan yang berkurang akan membuat 'harga' naik.
Well, rupiah memang punya jurus untuk menguat. Namun sepertinya ajian yang dipegang dolar AS sedikit lebih sakti.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)
