Pecah! IHSG Tembus 6.220, 5 Saham Ini Diborong Asing

tahir saleh, CNBC Indonesia
30 September 2021 09:34
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) akhirnya tembus 6.200 tepatnya 6.220, atau naik 0,92% pada awal perdagangan sesi I, Kamis ini (30/9/2021).

Dengan demikian, akhirnya IHSG tembus lagi 6.200 setelah sempat dicatatkan pada awal Agustus lalu di lebel 6.203,431. Beberapa kali IHSG terjun bebas bahkan mendekati di bawah 6.000 dan seakan sulit tembus 6.200 sampai akhirnya hari ini berhasil.

Data BEI mencatat nilai transaksi pada perdagangan hari ini Rp 4,6 triliun dengan volume perdagangan 5,22 miliar saham. Investor asing masuk sebesar Rp 253 miliar di pasar reguler.

Berikut saham-saham yang diborong asing pada awal perdagangan sesi I, pukul 9.25 WIB, kamis ini. Sebagian besar merupakan saham-saham dengan kapitalisasi pasar di atas Rp 100 triliun.

Saham-saham Big Cap yang Diborong

1. Bank BRI (BBRI) net buy Rp 307 M, saham +2,14% Rp 3.820

2. Bank Central Asia (BBCA) net buy Rp 130 M, saham +1,44% Rp 33.375

3. Bank Mandiri (BMRI) net buy Rp 52 M, saham +2,08% Rp 6.125

4. Telkom Indonesia (TLKM) net buy Rp 25 M, saham +0,57% Rp 3.550

5. Bukit Asam (PTBA) net buy Rp 34 M, saham +2,65% Rp 2.710

Tim Riset CNBC Indonesia menilai, untuk perdagangan hari ini, sentimen yang berpeluang untuk menggerakkan pasar antara lain rilis data ekonomi global hingga perkembangan kasus gagal bayar bunga obligasi pengembang properti raksasa China Evergrande.

Biro Statistik Nasional (National Bureau Statistic/NBS) melaporkan data aktivitas manufaktur China yang tercermin pada Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Manager's Index/PMI) periode September 2021 mengalami kontraksi ke angka 49,6, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 50,1.

Namun, data PMI Jasa China periode September mengalami ekspansi ke angka 53,2, dari sebelumnya pada Agustus lalu di angka 47,5.

Purchasing Managers' Index (PMI) menggunakan angka 50 menjadi ambang batas. Di atas 50 artinya ekspansi, sementara di bawahnya berarti kontraksi.

Sebelumnya, Ekonom dari Goldman Sachs memangkas proyeksi produk domestik bruto (PDB) China di tahun ini menjadi 7,8% dari sebelumnya 8,4%. Pemangkasan tersebut cukup tajam, sebab China dikatakan akan menghadapi tantangan dari pembatasan konsumsi energi.

"Kendala pertumbuhan yang relatif baru berasal dari peningkatan regulasi untuk target konsumsi dan intensitas energi yang ramah lingkungan," kata ekonom Goldman Sachs dalam sebuah laporan yang dikutip CNBC International.

Sementara itu, investor di China saat ini masih menanti rilis data PMI manufaktur periode September 2021 versi Caixin/Markit.

Investor di Asia juga akan memantau perkembangan masalah keuangan China Evergrande, setelah Reuters melaporkan bahwa beberapa pemegang obligasi tidak menerima pembayaran kupon jatuh tempo pada Rabu kemarin.

Liza Camelia Suryanata, Analis PT Henan Putihrai Sekuritas mengatakan sentimen bagi pasar saat ini ialah tapering off yang mendapat perhatian dari banyak pihak, terutama investor yang khawatir dengan potensi dampak yang ditimbulkan terhadap pasar.

Tapering off merupakan pengurangan stimulus moneter yang dikeluarkan The Fed saat perekonomian sedang terancam dan membutuhkan banyak suntikan dana likuiditas.

Hal ini dilakukan The Fed dengan mengurangi ukuran program pembelian obligasi yang dikenal sebagai pelonggaran kuantitatif (Quantitative Easing/QE).

"Kalau dilihat dari tren, jangka menengah, seandainya kita harus nyentuh level Rp 6.000, atau kita bisa ambil level Rp 6.000 sebagai support [batas bawah] kuat, karena sekarang kita sideways memang masih harap-harap cemas untuk tembus 6.200. Kita mention itu impian kita untuk akhir tahun di angka 6.300 - 6.400. Cuma ini susah kan ini tembus 6180. Beberapa kali level 6.000 juga dicoba untuk support," kata Liza di InvesTime CNBC Indonesia, Senin (27/9/2021.


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular