
Janet Yellen Warning Bencana Ekonomi AS, Ini Biang Keladinya

Jakarta, CNBC Indonesia - Menteri Keuangan Amerika Serikat (AS) Janet Yellen memperingatkan kongres akan bencana ekonomi yang hampir pasti akan datang ke Paman Sam. Dalam suratnya ke Ketua DPR Nancy Pelosy, ia berujar itu bahkan akan datang kurang dari tiga minggu ke depan.
Ini bukan tanpa sebab. Anggaran keuangan pemerintah Presiden Joe Biden kini seret.
Jika tidak ada "ketok palu" persetujuan dari kongres 1 Oktober nanti, dipastikan 18 Oktober nanti pemerintah federal akan kehabisan dana untuk memenuhi semua kewajibannya termasuk jaminan sosial, tunjangan kesehatan masyarakat, pembayaran bunga utang dan kewajiban lain.
Dalam hitungan hari, pemerintahan AS akan mengalami shutdown atau penutupan sementara akibat kehabisan anggaran. Tidak sekedar shutdown, Negara Adikuasa itu dikatakan juga terancam mengalami krisis finansial.
Krisis bisa terjadi akibat gagal bayar (default) pemerintah, yang belum pernah terjadi sebelumnya. Ini akan memicu kenaikan tajam suku bunga, penurunan tajam bursa saham dan gejolak finansial.
"Kami sekarang memperkirakan bahwa Departemen Keuangan kemungkinan akan kehabisan langkah-langkah luar biasa jika Kongres tidak bertindak untuk menaikkan atau menangguhkan batas utang pada 18 Oktober," tegasnya mengutip CNBC International, Rabu (29/9/2021)
"Anda akan mengharapkan untuk melihat lonjakan suku bunga jika plafon utang tidak dinaikkan."
"Saya pikir akan ada krisis keuangan dan bencana. Benar sekali, memang benar pembayaran bunga utang pemerintah akan meningkat."
RUU Tambah Utang Diblokir
Sebenarnya pekan lalu, pemerintah AS bisa bernafas sedikit lega. Angin datang kala DPR AS menyetujui RUU pendanaan pemerintah dan penangguhan aturan pembatasan pinjaman negara ke akhir 2022.
Namun, karena kosep dua kamar dalam politik AS, RUU ini harus dibawa ke Senat. Di sini, Partai Republik yang lawan Biden, menegaskan akan memblokirnya.
Bukan main-main hal ini benar-benar dilakukan Senat, Senin (27/9/2021). RUU itu kalah dengan poin48-50 suara. Di mana semua senator Republik menentangnya.
Partai Republik menyatakan bahwa pihaknya lebih setuju untuk meloloskan RUU pendanaan jangka pendek dibandingkan menambah batasan utang. Pasalnya, utang pemerintah mengacu saat ini mencapai triliunan dolar AS.
"Kami tidak akan memberikan suara Republik untuk menaikkan batas utang," kata Pemimpin Minoritas Senat Mitch McConnell, dikutip CNBC International.
Langkah ini pun mendapatkan pertentangan serius dari kubu Partai Demokrat. Mereka menyebut Republik telah melakukan kesalahan besar bagi berlangsungnya kegiatan bernegara di negeri adidaya itu.
"Partai Republik telah memantapkan dirinya sebagai partai yang gagal bayar, dan rakyat Amerika akan menanggung akibatnya," kata anggota Senat Demokrat Chuck Schumer.
Anggota parlemen memang perlu menyetujui pendanaan pemerintah sebelum Jumat ini. Itu penting untuk menghindari shutdown (penutupan) pemerintah federal karena tak ada biaya operasi bahkan default jika plafon utang tak naik.
Schumer menambahkan bahwa mereka akan mengambil tindakan lebih lanjut untuk mencegah shutdown dan default. Namun ia tidak merinci bagaimana melakukannya.
Halaman 2>>