Internasional

Janet Yellen Warning Bencana Ekonomi AS, Ini Biang Keladinya

Thea Fathanah Arbar & Tommy Patrio Sorongan, CNBC Indonesia
29 September 2021 12:45
Rangkaian bendera Amerika Serikat dipasang di Washington D.C., menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris. (AP/Alex Brandon)
Foto: Rangkaian bendera Amerika Serikat dipasang di Washington D.C., menjelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih, Joe Biden dan Kamala Harris. (AP/Alex Brandon)

Memang Berapa Utang AS?

Berdasarkan data data dari Statista, per Agustus lalu, nilai utang AS sebenarnya mencapai US$ 28,427 triliun. Ini nyaris sama dengan bulan sebelumnya, tetapi turun cukup jauh dari bulan Juni US$ 28,529 triliun.

Namun, jika melihat data dari US Debt Clock, yang melihat posisi real time utang AS saat ini mencapai US$ 28,781 triliun atau Rp 40.129 triliun. Jika dibandingkan dengan produk domestik bruto (PDB), utang tersebut sebesar 125% dari PDB Negeri Adidaya.

Saat ini batas utang AS mentok di US$ 28,4 triliun.

Berdasarkan data dari Departemen Keuangan AS, China memiliki surat utang atau obligasi (treasury) senilai US$ 1,07 triliun pada akhir Juli lalu. China menjadi negara kreditur terbesar kedua Amerika.

Di urutan pertama ada Jepang yang memiliki Treasury AS senilai US$ 1,3 triliun. Jepang menjadi pemegang Treasury AS terbesar sejak pertengahan 2019 lalu mengalahkan China.

Pasca perang dagang antara Amerika Serikat dan China berkobar, pemerintah Tiongkok cenderung melepas kepemilikan treasury, sementara Jepang terus bertambah. Kemudian melengkapi lima besar kreditur AS ada Inggris, Irlandia, dan Swiss.

Bukan Pertama Kali

Sebelumnya isu kenaikan plafon utang terjadi di era Presiden AS ke-45, Donald Trump. Saat itu pemerintahan mengalami shutdown selama 35 hari pada periode Desember 2018 hingga Januari 2019.

Shutdown tersebut menjadi yang terpanjang dalam sejarah AS. Sebanyak 300 ribu pegawai pemerintah dirumahkan.

Selain itu, PDB juga terpangkas. berdasarkan analisis Congressional Budget Office, sebagaimana dikutip CNBC International, Pada kuartal IV-2018, PDB terpangkas sebesar 0,1%, sementara di kuartal I-2019 sebesar 0,2%.

Saat itu, perekonomian AS masih dalam fase pemulihan dari pandemi penyakit akibat virus corona (Covid-19). Oleh karena itu dampaknya bisa lebih besar lagi.

Salah satu pos yang menguras kas negara AS adalah sektor pertahanan. Tahun lalu, AS keluar duit US$ 724,64 miliar (Rp 10.321,77 triliun) untuk kebutuhan pertahanan.

Dalam lima tahun terakhir, anggaran pertahanan AS rata-rata naik 4,25% per tahun. Lebih tinggi dibandingkan rerata lima tahun sebelumnya yang turun 3,16% setiap tahunnya.



(sef/sef)
[Gambas:Video CNBC]


Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular