Kena Rating Negatif Fitch Usai Merger, Ini Buka-bukaan ISAT
Jakarta, CNBC Indonesia - Manajemen emiten telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) memberikan penjelasan mengenai penurunan peringkat surat utang perseroan oleh Fitch Ratings sebagai konsekuensi penggabungan usaha dengan PT Hutchinson 3 Indonesia dan nantinya bernama PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk.
Dalam keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia, Corporate Secretary Indosat, Billy Nikolas Simanjutkan menyampaikan, dengan merger tersebut, Indosat tidak akan lagi menjadi anak usaha dari Grup Ooredoo, oleh sebab itu klausul cross-default dalam dokumentasi utang Ooredoo tidak berlaku lagi.
"Atas dasar ini, Fitch percaya bahwa mungkin perlu untuk menghapus dukungan keuangan tersirat dari Ooredoo karena perseroan akan berhenti dikendalikan oleh Ooredoo," ungkap manajemen ISAT, dikutip Rabu (29/9/2021).
Selain menetapkan rating negatif atas peringkat nasional jangka panjang dan seluruh obligasi senior perseroan, Fitch menyatakan merger dengan Tri ini mengakibatkan penurunan peringkat perseroan satu sampai dua notch.
Namun demikian, lanjut Billy, Grup Ooredoo dan Grup CK Hutchinson akan memiliki kendali bersama yang sama setelah penyelesaian penggabungan usaha dan merupakan dua pemegang saham yang sangat kuat secara finansial.
Pertama, baik Grup Ooredoo dan Grup CK Hutchinson memastikan asosiasi merek mereka berlanjut atas nama perseroan yang akan berganti nama menjadi PT Indosat Ooredoo Hutchison Tbk terhitung sejak penggabungan usaha.
"Kami tidak melihat penurunan nyata dari kualitas kredit perseroan di bawah usulan penggabungan usaha, tetapi sebaliknya, Perseroan dalam posisi yang lebih kuat," katanya.
Selanjutnya, perseroan berharap bahwa setelah penggabungan usaha selesai, pemerintah Indonesia secara langsung dan melalui PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero) akan tetap menjadi pemegang saham hampir 10% dari perseroan dan tetap memiliki perwakilan dewan direksi dan dewan komisaris perseroan.
"Kami percaya kepemilikan dan partisipasi pemerintah yang berkelanjutan pada perseroan juga akan menguntungkan peringkat kredit perseroan," urainya.
Manajemen menyebut, entitas yang digabungkan, setelah penggabungan usaha selesai akan menjadi perusahaan telekomunikasi seluler terbesar ke-2 di negara ini. Dengan gabungan kekuatan masing-masing yang beroperasi sebagai satu kesatuan, akan memiliki skala yang lebih besar dan struktur yang lebih hemat biaya.
Pada 16 September lalu diteken kesepakatan antara Ooredoo QPSC (Ooredoo) dan dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) masing-masing memiliki perusahaan telco di Indonesia, yaitu ISAT dan Tri Indonesia.
Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison.
Sementara itu, perusahaan gabungan ini akan tetap terdaftar di Bursa Efek Indonesia, dengan kode saham ISAT, di mana pemerintah Indonesia memiliki sisa saham ISAT lainnya yakni 9,6% saham, PT Tiga Telekomunikasi Indonesia memiliki 10,8% saham, dan pemegang saham publik lainnya 14,0% saham.
"Transaksi telekomunikasi besar di Asia dengan nilai total hingga US$ 6 miliar. Transaksi ini gabungkan kedua perusahaan menjadi operator nomor dua yang lebih kuat di Indonesia dengan pendapatan tahunan hingga US$ 3 miliar," tulis manajemen ISAT dan Tri Indonesia, dalam keterangan resmi bersama, Kamis malam (16/9/2021).
Adapun JPMorgan bertindak selaku penasihat keuangan eksklusif untuk Ooredoo Group. Goldman Sachs & Co. dan HSBC bertindak selaku penasihat keuangan gabungan untuk CK Hutchison. Barclays bertindak sebagai penasihat keuangan untuk Indosat Ooredoo.
Manajemen kedua perusahaan menyatakan, Ooredoo Group saat ini memiliki 65% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo lewat Ooredoo Asia, sebuah perusahaan induk yang dimiliki sepenuhnya.
Penggabungan Indosat dan H3I akan menyebabkan CK Hutchison menerima saham baru di Indosat Ooredoo hingga 21,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison.
Pada saat yang sama, PT Tiga Telekomunikasi akan menerima saham baru Indosat Ooredoo hingga 10,8% dari Indosat Ooredoo Hutchison.
Bersamaan dengan penggabungan bisnis, CK Hutchison akan mendapatkan 50% saham dari Ooredoo Asia dengan menukar 21,8% sahamnya di Indosat Ooredoo Hutchison untuk 33% saham di Ooredoo Asia.
Kemudian, CK Hutchison juga akan mendapatkan tambahan 16,7% kepemilikan di Ooredoo Group lewat transaksi senilai US$ 387 juga.
Menyusul transaksi di atas, Para Pihak akan masing-masing memiliki 50% dari Ooredoo Asia, yang akan diberi nama baru yaitu Ooredoo Hutchison Asia dan memiliki 65,6% saham dan kendali atas Indosat Ooredoo Hutchison.
"Pada akhir transaksi, Indosat Ooredoo Hutchison akan dikendalikan secara bersama-sama oleh Ooredoo Group dan CK Hutchison," tulis manajemen ISAT dan Tri Indonesia.
(tas/tas)