Gara-Gara China, Harga Tembaga Tak Bertenaga

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
28 September 2021 08:29
Tambang legendaris Grasberg milik PT Freeport Indonesia yang berlokasi di Papua akan habis dan ditutup pada pertengahan tahun ini. Sebagai penggantinya, produksi emas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah.

Tambang bawah tanah ini lokasinya persis di bawah Grasberg. Penambangan bawah tanah menggunakan metode block caving, yang merupakan cara penambangan bawah tanah dengan efisiensi sumberdaya yang tinggi untuk melakukan penambangan, di mana blok-blok besar bijih di bawah tanah dipotong dari bawah sehingga bijih tersebut runtuh akibat gaya beratnya sendiri.

Tambang bawah tanah ini sudah direncakan sejak 2004 dan terus dikembangkan hingga sekarang. Ada dua blok tambang bawah tanah Freeport yang jadi andalan saat ini, yaitu Deep Ore Zone (DOZ) dan Big Gossan. Saat ini tengah dikembangkan juga blok bernama Deeep Mill Level Zone (DMLZ).

Di dalam tambang ini, terbangun jalan sepanjang 650 kilometer (km), yang berarti panjangnya lebih dari jarak Jakarta ke Yogyakarta. Jalan di dalam tambang bawah tanah ini akan terus dibangun hingga 1.000 km atau seperti Jakarta ke Surabaya.

Data terakhir produksi rata-rata dari tambang bawah tanah ini adalah 80.000 ton ore (bijih tambang) per hari.

Sampai dengan 2019, Freeport telah mengeluarkan investasi hingga US$ 16 miliar atau dengan kurs, saat ini sekitar Rp 224 triliun untuk pengembangan tambang bawah tanah yang akan menjadi andalan mereka. Ke depan, Freeport yang saat ini 51% sahamnya dimiliki oleh PT Indonesia Alumunium (Inalum) akan mengucurkan lagi investasi hingga US$ 15 miliar atau sekitar Rp 210 triliun untuk tambang bawah tanah tersebut. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Emas Bawah Tanah Terbesar Milik Freeport (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia melemah pada perdagangan pagi ini seiring rencana China melepas cadangan tembaga ke pasar.

Pada Selasa (28/9/2021) pukul 07:55 WIB, harga tembaga dunia tercatat US$ 9.331,50/ton. Turun 0,20% dari posisi kemarin.

tembagaSumber: Investing.com

Otoritas cadangan logam China mengatakan bahwa negeri ekonomi terbesar kedua di dunia itu akan melepaskan cadangan nasional batch empat tembaga, aluminium, dan seng tahun ini. Hal ini menyebabkan persediaan di pasar akan meningkat.

Sekitar 30.000 ton tembaga, 70.000 ton aluminium, dan 50.000 ton seng akan dilepaskan dari cadangan nasional pada awal Oktober,

Sejak awal tahun ini, harga komoditas curah melonjak karena penyebaran COVID-19 sehingga menyebabkan pasokan dan permintaan yang tidak seimbang. Hal ini menyebabkan lonjakan harga logam seperti tembaga. Dampaknya adalah biaya bahan baku menjadi mahal dan industri pengolahan logam tertekan.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular