
Saham PKPK Jawara di Bursa Hari Ini, Ternyata Ini Pemicunya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten penunjang operasi industri pertambangan, PT Perdana Karya Perkasa Tbk (PKPK), mengumumkan akuisisi mayoritas saham perseroan oleh PT Deli Pratama Batubara (DPB) yang akan bertindak sebagai pengendali baru perusahaan.
Berdasarkan keterangan resmi yang terbit di keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), akuisisi ini dilaksanakan oleh DPB dengan untuk memperluas dan memperkuat lini usaha di bidang usaha jasa konstruksi dan pertambangan melalui anak perusahaan.
"Deli Pratama Batubara telah menyelesaikan pembelian atas 297.383.762 saham yang mewakili 49,56% dari seluruh saham yang ditempatkan dan disetor penuh dalam PKPK," tulis Haryanto Sofian, Direktur DPB yang dikutip CNBC Indonesia, Senin (27/9).
Akuisisi perusahaan dilaksanakan dengan harga pembelian sebesar Rp 60 per saham, sehingga harga total pembelian saham adalah senilai Rp 17.843.025.720 (Rp 17,84 miliar).
Heryanto juga menjelaskan bahwa sebelum akuisisi, DPB tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan PKPK.
Deli Pratama Batubara merupakan perusahaan yang 99,9% sahamnya dimiliki oleh PT Deli Pratama Nusantara. Sementara 0,1 persen lagi dikempit PT Sinar Deli. Haryanto Sofian bertindak sebagai direktur, sementara jabatan komisaris diisi oleh Suki.
Merespons pengumuman terkait aksi korporasi tersebut, investor berbondong-bondong mengoleksi saham PKPK.
Pada perdagangan hari ini Senin (27/9), saham PKPK tercatat sebagai top gainers, harga sahamnya ditutup menyentuh batas auto rejection naik 34,26% ke level Rp 145 per saham.
Saham ini juga termasuk yang paling sering berpindah tangan pada perdagangan di bursa hari ini, tercatat saham ini ditransaksikan 34.189 kali dengan volume perdagangan mencapai 575,1 juta saham.
Nilai total transaksinya adalah sebesar Rp 75,9 miliar, data BEI juga mencatat masih terdapat 425 ribu lot saham dalam antrean yang ditawar investor di harga penutupan perdagangan hari ini.
Dalam sepekan terakhir saham emiten ini naik 72,62%, selama sebulan terakhir meningkat 133% dan sejak awal tahun tumbuh hingga 168%. Kapitalisasi pasarnya hanya sebesar Rp 87 miliar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham PKPK Disuspensi Bursa! 'Gembok' SLIS Dibuka
