Dolar Loyo, Harga Tembaga Ijo Royo-royo

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
27 September 2021 10:14
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesi - Harga tembaga dunia pagi ini menguat seiring dengan pelemahan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS). Suntikan dana bank sentral China (People's Bank of China/PBoC) juga menjadi sentimen positif karena meredakan isu gagal bayar Evergrande.

Pada Senin (27/9/2021) pukul 08:35 WIB harga tembaga dunia tercatat US$ 9.414,50. Naik 0,62% dibanding harga penutupan pasar akhir pekan kemarin.

TembagaSumber: Tradingeconomics.com


Indeks dolar AS melemah 0,1% pada pukul 08:35 WIB mendorong kenaikan harga tembaga. Hal ini karena harga tembaga yang diperdagangkan dengan mata uang dolar lebih murah. Sebagai informasi, laju dolar AS dan harga tembaga dunia bergerak berlawanan arah.

Sementara itu Bank Sentral China (People's Bank of China/PBOC) menyuntikkan dana sebesar US$ 14 miliar atau setara Rp 199,4 triliun ke dalam sistem perbankan untuk mendukung stabilisasi pasar. Yasutada Suzuki, Kepala Investasi EM Sumitomo Mitsui Bank Tokyo, mengatakan suntikan dana dari PBOC adalah upaya pemerintah China untuk mencegah krisis.

"Saya menduga itu untuk mengatasi kekhawatiran Evergrande dan menunjukkan PBOC berusaha mendukung pasar," sebut Suzuki, seperti dikutip dari Reuters.

Kabar baik ini membuat investor lebih tenang setelah ancaman default raksasa properti di Negeri Panda itu bisa berdampak pada laju ekonomi China dan jadi pemicu krisis global.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(ras/ras)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ekspor dari Chile Terbang, Harga Tembaga Melesat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular