Sulit Bayar Utang, Pefindo Pangkas Peringkat J Resources

Syahrizal Sidik, CNBC Indonesia
Rabu, 22/09/2021 10:40 WIB
Foto: Jresources.com

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menurunkan peringkat surat utang korporasi emiten pertambangan emas, PT J Resources Tbk (PSAB) menjadi idBBB dengan outlook negatif dari sebelumnya idA dengan outlook stabil.

Dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia, Pefindo menyatakan, penurunan peringkat ini mencerminkan meningkatnya risiko pembiayaan kembali dan likuiditas yang dipicu oleh permintaan salah satu krediturnya, yakni PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) untuk melunasi seluruh kewajibannya senilai US$ 95,09 juta pada 1 September 2021.

Seperti diketahui, PSAB saat ini menghadapi risiko ketidakpastian dalam memenuhi kewajiban keuangan tersebut dan juga Obligasi Berkelanjutan I Tahap VI seri A senilai Rp252,2 miliar yang akan jatuh tempo pada 7 Desember 2021 dan sebelumnya direncanakan untuk dilunasi menggunakan kombinasi dari kas internal dan pendanaan eksternal.


"Ketidakmampuan perusahaan dalam mengatasi risiko pembiayaan kembali dan likuiditas dalam beberapa minggu mendatang dapat berdampak pada penurunan peringkat yang signifikan," tulis Pefindo, dikutip Rabu (22/9/2021).

Pefindo menyatakan, outlook ini dapat direvisi menjadi stabil apabila PSAB berhasil memitigasi risiko pembiayaan kembali dan likuiditas terkait dengan pinjaman yang dimiliki, termasuk Obligasi yang akan jatuh tempo dalam 6 bulan ke depan.

Pefindo mengungkapkan, situasi ini juga membatasi upaya PSAB dalam mengembangkan salah satu proyeknya di Doup yang sebelumnya akan dibiayai oleh kreditur tersebut.

Saat ini, perusahaan tengah berupaya untuk melunasi pinjaman bank tersebut dengan mencari sumber pendanaan dari investor baru, namun mengingat waktu yang terbatas untuk menggalang dana yang signifikan.

"Obligor dengan peringkat idBBB memiliki kemampuan yang memadai dibandingkan obligor Indonesia lainnya untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya," tulis Pefindo.

Walaupun demikian, kemampuan obligor lebih mungkin akan terpengaruh oleh perubahan buruk keadaan dan kondisi ekonomi. Peringkat perusahaan mencerminkan sumber daya dan cadangan tambang perusahaan yang cukup besar, ekspektasi terhadap biaya tunai produksi (cash cost) yang rendah, dan permintaan emas yang tinggi.

Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh meningkatnya risiko refinancing dan likuiditas, struktur permodalan perusahaan yang agresif, eksposur terhadap fluktuasi harga emas dan cuaca yang tidak menguntungkan, serta risiko terkait pengembangan tambang yang belum menghasilkan.

PSAB didirikan pada tahun 2002 dengan nama PT Pelita Sejahtera Abadi dan memulai operasi tambang pada tahun 2012 setelah mengakuisisi aset dari Avocet Mining.

Operasi Perusahaan meliputi eksplorasi, pertambangan, dan pemrosesan emas. Perusahaan mempunyai aset pertambangan yang terdiversifikasi di Indonesia dan Malaysia. Lokasi aset pertambangan Perusahaan terletak di Penjom, Malaysia; Seruyung, Kalimantan Utara; Bakan, Lanut, Pani, Doup, Bolangitang, dan Bulagidun di Sulawesi Utara.

Perusahaan mempunyai tiga tambang yang berproduksi, satu tambang dalam tahap konstruksi, satu tambang dalam tahap pengembangan dan dua tambang dalam tahap eksplorasi. Per tanggal 30 Juni 2021, pemegang saham Perusahaan adalah Jimmy Budiarto (92,50%), Sanjaya J (0.02%), dan publik (7.48%).


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK Mengancam, Saham Ini Bisa Jadi Sumber Cuan Darurat