Roundup

Perusahaan Hary Tanoe Gagal IPO di AS, Salim Cari Utang Rp7 T

Monica Wareza, CNBC Indonesia
20 September 2021 08:28
Hary Tanoesoedibjo (detikFinance/Reno Hastukrisnapati Widarto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Membuka awal pekan, Senin (20/9/2021), sejumlah peristiwa emiten telah menanti untuk di-review kembali sebagai bahan pertimbangan investor melakukan kegiatan transaksi sahamnya.

CNBC Indonesia telah merangkum sembilan peristiwa emiten yang terjadi pada perdagangan akhir pekan lalu, Jumat (17/9/2021) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini dibuka.

1. Perhatian! Perusahaan Hary Tanoe Batal Merger & IPO di Nasdaq

Manajemen PT MNC Vision Networks Tbk (IPTV) milik taipan Hary Tanoesoedibjo menjelaskan duduk perkara batalnya rencana transaksi merger anak usahanya PT Asia Vision Network (AVN) dengan Malacca Straits Acquisition Company Limited (MLAC).

MLAC adalah perusahaan cek kosong atau Special Purpose Acquisition Company (SPAC) yang tercatat di Bursa Nasdaq AS dengan kode saham MLAC.

Padahal sebelumnya kedua perusahaan telah sepakat menandatangani perjanjian mengenai rencana merger tersebut.

2. Deal! Sariaatmadja Caplok RS Kedoya Rp 1 T, Siap Tender Offer

Grup PT Elang Mahkota Teknologi Tbk (EMTK) atau Grup Emtek milik keluarga Sariaatmadja, melalui PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk. (SAME), pengelola Omni Hospitals, akhirnya menyampaikan rencana akuisisi mayoritas atau sebanyak 66% saham PT Kedoya Adyaraya Tbk. (RSGK), pengelola RS Grha Kedoya.

SAME yang dikendalikan Emtek dengan porsi saham 75,14% ini akan mengambilalih total sebanyak-banyaknya 613.585.500 saham atau 66% saham RSGK, dengan nilai nominal seharga Rp 200 per saham dan harga pembelian Rp 1.720.

Harga pembelian itu sesuai dengan harga pada saat RSGK mencatatkan saham perdana (initial public offering/IPO) pada 8 September 2021.

3. Gandeng FDS, Bank Banten Transformasi Layanan Digital

PT Bank Pembangunan Daerah Banten, Tbk (Bank Banten/BEKS) bekerjasama dengan PT Fortress Data Services (FDS) untuk menyiapkan layanan digital perseroan.

Melalui FDS, nantinya Bank Banten mempersiapkan transformasi digital, baik bagi nasabah hingga operasional perbankan menggunakan teknologi dari Amazon Web Services (AWS), komputasi awan dari Amazon.

Direktur Utama Bank Banten, Agus Syabarrudin menjelaskan, kerja sama Bank Banten dengan FDS adalah bagian dari inisiatif dalam menjalankan transformasi untuk memenuhi kebutuhan nasabah dan calon nasabah yang akan menggunakan jasa dan layanan Bank Banten.

4. Waduh! Ada Bank Mau Rights Issue, Sahamnya ARB 14 Kali Gaes

Saham eks Bank Century dan Bank Mutiara, PT Bank J Trust Indonesia Tbk (BCIC) mengalami nasib yang malang. Sudah setahun lebih saham ini tak ditransaksikan pelaku pasar, sebulan terakhir malah terkena auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid.

Berdasarkan penelusuran Tim Riset CNBC Indonesia dari data Bursa Efek Indonesia (BEI), sejak awal tahun 2020 saham BCIC sangat jarang ditransaksikan. Harga sahamnya mentok di Rp 450/unit.

Tahun lalu untuk pertama kalinya saham ini ditransaksikan pada 27 Juli 2020. Itu pun volumenya sangat kecil hanya 3 lot saja (300 saham). Setelah itu saham BCIC kembali sepi tak ada transaksi sama sekali.

NEXT: Saham Selanjutnya, Cek!

5. Jorjoran Bangun Data Center, Salim Disebut Cari Utang Rp 7 T

Salim Group yang dikendalikan Anthoni Salim dikabarkan tengah mencari pendanaan senilai US$ 500 juta atau setara dengan Rp 7,15 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$) untuk mendanai pembangunan pusat data (data center).

Melansir Bloomberg, konglomerasi yang menguasai Grup Indofood itu tengah dalam pembicaraan dengan perbankan untuk mendapatkan pinjaman, menurut sumber yang menolak untuk disebutkan namanya.

Rencananya dana tersebut akan diinvestasikan senilai US$ 100 juta atau setara Rp 1,43 triliun per kawasan industri, menurut sumber lainnya.

6. Bakal Pimpin Subholding di Pelindo, Begini Kata Bos IPCM

PT Jasa Armada Indonesia Tbk (IPCM) disebut-sebut nantinya akan mengkonsolidasikan seluruh bisnis marine and equipment di bawah perusahaan baru hasil penggabungan Pelindo I-IV. Proses merger ini ditargetkan akan rampung pada awal Oktober 2021 mendatang.

Direktur Utama Jasa Armada Indonesia Amri Yusuf mengatakan penggabungan Pelindo ini merupakan proses yang panjang dan tidak mudah. Perusahaan tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskan lebih lanjut mengenai hal tersebut, mengingat ini merupakan aksi korporasi yang dilakukan oleh induk usahanya.

"Sepanjang yang kami tahu proses merger ini tidak mudah dan sekarang masih terus berlangsung, dinamikanya cukup tinggi. Kami tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskan detail atau rinci yang lebih lengkap terkait dengan proses merger ini," kata Amri dalam public expose virtual, Jumat (17/9/2021).

7. Blibli Berpotensi Backdoor Listing via RANC, Gak Jadi IPO?

Bursa Efek Indonesia (BEI) memberikan respons terkait dengan rencana pengambilalihan 51% saham emiten pengelola Ranch Market, PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) oleh perusahaan e-commerce, PT Global Digital Niaga atau lebih dikenal dengan Blibli dari Grup Djarum.

Dengan pengambilalihan tersebut, Blibli kemungkinan besar melakukan backdoor listing atau menjadi pengendali perusahaan terbuka tanpa melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO).

Backdoor listing merupakan aksi akuisisi oleh perusahaan non publik kepada perusahaan yang sahamnya tercatat di bursa.

8. Goks! Alot 3 Kali, Nilai Merger Indosat-Tri Tembus Rp 86 T

Manajemen Ooredoo QPSC (Ooredoo) dan dan CK Hutchison Holdings Limited (CK Hutchison) menyatakan penggabungan bisnis telekomunikasi masing-masing perusahaan mereka di Indonesia, yaitu PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3I) atau Tri Indonesia bernilai US$ 6 miliar atau setara dengan Rp 86 triliun (kurs Rp 14.300/US$).

Kedua pihak sudah resmi mengumumkan penandatanganan dari kesepakatan transaksi definitif tersebut pada Kamis kemarin (16/9), setelah tiga kali diperpanjang karena alot soal harga.

Semula, ISAT-Tri menargetkan deal ini rampung pada 30 April 2021, lalu ditunda menjadi 30 Juni 2021, kemudian diperpanjang lagi hingga 16 Agustus lalu dan diundur lagi dengan tenggat 23 September mendatang yang akhirnya deal pada 16 September lalu.

9. Bidik Modal Rp 2 T, BNBA Mau Rights Issue 750 Juta Saham Baru

Emiten bank mini PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) resmi merilis prospektus awal rencana Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) I atau rights issue pertamanya.

Berdasarkan prospektus awal tertanggal 16 September, manajemen BNBA menyatakan perusahaan akan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 750.000.000 saham atau 32,47% dari modal disetor perseroan pada saat pengumuman RUPSLB yang dilakukan.

Ini sesuai dengan pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (POJK 32/2015) juncto POJK No. 14/POJK.04/2019 tentang Perubahan atas POJK No. 32/POJK.04/2015 tentang Penambahan Modal Perusahaan Terbuka Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (POJK 14/2019).

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular