Catat! Sentimen yang Bisa Buat Pasar Bergejolak Pekan Depan

Sentimen keempat muncul dari AS, di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan mengumumkan kebijakan moneter terbarunya pada Kamis waktu setempat. Pasar mengantisipasi bahwa suku bunga acuan tidak akan berubah di level 0-0,25%.
Namun, mereka memantau akan ke mana kebijakan tapering: apakah dipercepat menjadi November atau ditunda menjadi tahun depan karena jumlah slip gaji Agustus lalu hanya bertambah 235.000, atau jauh di bawah ekspektasi pasar.
Sejauh ini, lebih dari 60% ekonom dalam polling Reuters memperkirakan bahwa kebijakan tapering akan dimulai pada Desember. Mereka akan menunggu data klaim tunjngan pengangguran mingguan untuk melihat tren pasar tenaga kerja akan ke mana.
Demikian juga dengan Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI sektor manufaktur dan jasa per September yang akan dirilis pada Kamis malam waktu setempat.
Konsensus Tradingeconomics memperkirakan laju ekspansi keduanya melambat, yakni dari 61,1 ke 60 untuk sektor manufaktur dan dari 55,1 ke 54 untuk sektor jasa. Angka di atas 50 dalam indeks PMI mengindikasikan ekspansi, dan sebaliknya di bawah itu mengindikasikan kontraksi.
Kelima, perhatian akan beralih ke Eropa di mana bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) akan menggelar rapat dewan gubernur, nyaris bersamaan dengan bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) yang akan menentukan suku bunga acuan mereka.
Keduanya juga akan merilis Indeks Manajer Pembelian (Purchasing Managers' Index/PMI) September di sektor manufaktur maupun jasa.
Terakhir, harga minyak. Harga minyak yang sepekan ini terkoreksi bakal menentukan arahnya dalam jangka menengah setelah pada Kamis nanti. Pada Rabu dini hari (Kamis sore hari di Indonesia), American Petroleum Institute (API) akan merilis data stok minyak mentah di Negara Adidaya tersebut per pekan lalu.
Pada pekan sebelumnya, stok minyak mentah di Negeri Sam tersebut turun 5,4 juta barel yang mengindikasikan bahwa penyerapan fasilitas kilang meningkat mengikuti kenaikan permintaan BBM, dan/atau berkurangnya pasokan dari fasilitas produksi di lapangan.
Dua faktor tersebut memicu reli harga minyak sepekan lalu, yang tercatat mencapai 3% baik untuk minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) gacoan AS maupun minyak jenis Brent yang menjadi acuan di Eropa dan juga Indonesia.
Energi Information Administration (IEIA) juga akan merilis data pasokan minyak mentah dan BBM pada hari yang sama. Jika stok ternyata masih terus melemah, maka harga minyak mentah berpeluang melanjutkan penguatan.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
(ags/ags)