Bos Holding Perkebunan: PTPN 3-5 Sehat, Lainnya Ada Beban!
Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Perkebunan Nusantara atau PT PTPN III (Persero) berhasil menorehkan kinerja positif pada semester I tahun ini. Tercatat laba bersih perusahaan melesat 227% atau mencapai Rp 1,45 triliun dari sebelumnya rugi dalam 2 tahun terakhir.
Hanya saja, kendati mulai pulih dan mencatat laba, manajemen PTPN III menyampaikan dengan torehan ini ternyata masih banyak anak usaha yang PTPN yang masih mengalami beban secara finansial.
"Beban finansial juga beragam, PTPN yang sehat itu hanya PTPN 3, PTPN 4, dan PTPN 5, lainnya punya persoalan finansial masing-masing," jelas Dirut PTPN III, Muhammad Abdul Ghani, dalam program Squawk Box bersama Aline Wiraatmadja, CNBC Indonesia, Kamis (16/9/2021).
Ghani bercerita banyak persoalan dalam pembentukan Holding BUMN Perkebunan ini, terutama persoalan sinergitas.
Persoalan di antaranya yakni masalah keragaman, operasional hingga kekuatan finansial masing-masing perusahaan. Belum lagi ketika holding terbentuk ada keterbatasan manajemen sehingga belum mampu merealisasikan tujuan holding.
Dia mencontohkan permasalahan ada pada tata Kelola yang belum terdefinisi dengan jelas, sehingga masing-masing PTPN jalan sendiri-sendiri.
"Sekarang sudah menampakkan hasil. Kuncinya dua yakni transformasi holistik dan dukungan stakeholder pemegang saham menjadi outcome yang menyeluruh," katanya.
Gani menjelaskan saat ini kewenangan strategis diserahkan kepada holding baik terkait SDM, penjualan, hingga pengadaan sehingga tata Kelola melalui satu komando.
Selain itu manajemen holding memangkas susunan direksi yang tadinya satu anak perusahaan bisa memiliki empat direktur menjadi satu.
Untuk diketahui PTPN III ditunjuk menjadi induk seluruh BUMN perkebunan di Indonesia. Saat ini perseroan menjadi pemegang saham mayoritas 13 perusahaan perkebunan yakni PTPN I sampai dengan PTPN XIV, PT Kharisma Pemasaran Bersama Nusantara, PT Riset Perkebunan Nusantara, dan PT LPP Agro Nusantara.
Per semester I, PTPN III mencatatkan laba Rp 1,45 triliun dari sebelumnya perusahaan rugi selama 2 tahun berturut-turut.
Dalam keterangan resmi pada Kamis (26/8/2021), laba bersih PTPN III naik 227,8% senilai Rp 1,45 triliun atau naik 2 kali lipat lebih dari tahun lalu yang sebelumnya rugi sebesar Rp 1,1 triliun (year on year/yoy)
Abdul Ghani mengatakan, kinerja keuangan didukung oleh beberapa aspek antara lain restrukturisasi, peningkatan produksi dan produktivitas, serta peningkatan nilai tambah produk melalui hilirisasi.
Manajemen mengungkapkan di tengah pandemi Covid-19, perusahaan memperlihatkan tren kinerja positif melalui pelaksanaan operational excellence, back to basic, serta penekanan pada culture planters. Capaian itu antara lain didukung oleh meningkatnya produksi CPO (minyak sawit mentah) 19% di atas tahun lalu dan penurunan beban biaya produksi sebesar 14% dari tahun lalu.
Selain laba, pendapatan PTPN tumbuh 36,37% mencapai Rp 21,26 triliun atau naik 36,37% (yoy) di atas pencapaian tahun lalu.
Perseroan sudah menyelesaikan restrukturisasi utang senilai Rp 41 triliun, dan meluncurkan produk ritel, Nusakita.
(tas/tas)