Raksasa Properti China Terlilit Utang, Perusahaan RI Juga?
Jakarta, CNBC Indonesia - Evergrande, raksasa properti di China, sedang bermasalah. Terlilit utang, perusahaan properti kedua terbesar di Negeri Panda tu terancam bangkrut dan sepertinya butuh pertolongan pemerintah untuk bertahan hidup.
Bloomberg memberitakan, seperti dikutip dari Reuters, otoritas perumahan China telah memberitahukan kepada bank-bank bahwa Evergrande tidak akan mampu membayar bunga pinjaman yang jatuh tempo pada 20 September 2021 karena kesulitan likuiditas. Evergrande masih berupaya untuk menempuh jalur perpanjangan tenor pembayaran di sejumlah bank.
Evergrande disebut memiliki kewajiban mencapai US$ 305 miliar. Jika tidak ada solusi, maka bisa menjadi risiko sistemik di sektor keuangan China.
Lembaga pemeringkat S&P menurunkan peringkat utang Evergrande dari CC menjadi CCC dengan outlook negtif. Fitch, lembaga pemeringkat lainnya, juga menurunkan rating Evergrande dari CC menjadi CCC+.
Menurut Fitch, utang Evergrande kepada perbankan dan lembaga keuangan lainnya adalah CNY 572 miliar. Selain itu, bank juga memberi pinjaman kepada para supplier Evergrande senilai CNY 667 miliar.
Bank dengan eksposur tinggi terhadap Evergrande akan rentan terserang kredit bermasalah (Non-Performing Loan/NPL). Inilah yang bakal menimbulkan risiko sistemik.
Ini menunjukkan bahwa Evergrande adalah perusahaan yang terlalu besar untuk bangkrut. Too big to fail.
Kejatuhan Evergrande akan menyeret banyak pihak, risikonya terlalu besar. Oleh karena itu, kemungkinan besar pemerintah China akan turun tangan untuk memberikan bailout kepada Evergrande agar tidak menimbulkan efek domino terhadap perekonomian China secara keseluruhan.
Halaman Selanjutnya --> Perusahaan Indonesia Masih Aman?
(aji/aji)