
Cek 7 Kabar Pasar Sebelum Trading, Ada Puan hingga Garuda!

5. Pemegang Saham Setuju MPPA Rights Issue, Dapat Modal Berapa?
Pemegang saham emiten ritel Grup Lippo, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), memberi restu terkait rencana perseroan menambah modal dengan skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue sebanyak-banyaknya 1,17 miliar saham atau sekita 15,5% dari total saham yang dicatatkan perseroan.
Berdasarkan risalah Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasar (RUPSLB) perseroan, rapat tersebut menyetujui rights issue MPPA dalam Penawaran Umum Terbatas VI dengan nilai nominal Rp 50 per saham.
Belum ditetapkan harga pelaksanaan rights issue ini, namun bila mengacu pada harga pasar saham MPPA yang diperdagangkan di level Rp 950 sampai dengan Rp 965 per sahan, maka berpotensi meraih dana Rp 1,11 triliun sampai dengan Rp 1,12 triliun dari aksi korporasi tersebut.
6. Digembok! Saham BEBS Disuspensi Bursa, Dibuka Hari Ini
Bursa Efek Indonesia (BEI) akhirnya menghentikan sementara perdagangan (suspensi) saham emiten produsen beton ready mix dan beton precast, PT Berkah Beton Sadaya (BEBS) mulai perdagangan Rabu kemarin (15/9/2021). Tapi hari ini, Kamis (16/9), sahamnya dibuka.
"Sehubungan dengan terjadinya peningkatan harga kumulatif yang signifikan pada saham BEBS, dalam rangka cooling down, BEI memandang perlu untuk melakukan penghentian sementara perdagangan saham BEBS, pada perdagangan tanggal 15 September 2021," tulis pengumuman BEI, Rabu kemarin.
Kemarin BEI menyatakan, penghentian sementara perdagangan Saham BEBS tersebut dilakukan di Pasar Reguler dan Pasar Tunai, dengan tujuan untuk memberikan waktu yang memadai bagi pelaku pasar untuk mempertimbangkan secara matang berdasarkan informasi yang ada dalam setiap pengambilan keputusan investasinya di saham BEBS.
7. Semakin Tangguh, Krakatau Steel Tingkatkan Kinerja Positif
PT Krakatau Steel (Persero) Tbk terus dapat meningkatkan kinerja pasca dilakukannya restrukturisasi dan transformasi secara menyeluruh. Restrukturisasi dan transformasi telah merubah Krakatau Steel menjadi perusahaan yang sehat dan berdaya saing setelah delapan tahun merugi.
Tahun 2020 Krakatau Steel mampu mencatatkan laba sebesar Rp326 miliar dan hingga Juli 2021 Krakatau Steel terus melanjutkan tren peningkatan kinerjanya dengan meraih laba bersih sebesar Rp609 miliar.
"Perbaikan kinerja Krakatau Steel terus berlanjut walaupun di masa pandemi. Krakatau Steel mampu menjaga kinerja positifnya, hingga Juli 2021 Krakatau Steel berhasil membukukan penjualan sebesar Rp17,7 triliun, naik 44,1% dibandingkan dengan periode yang sama pada 2020," jelas Direktur Utama Krakatau Steel Silmy Karim.
[Gambas:Video CNBC]
