
Neraca Dagang Surplus 15 Bulan, Rupiah Siap Ngegas Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Rupiah perlahan-lahan mampu bangkit melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Rabu (15/9). Rupiah juga menunjukkan tanda-tanda akan berbalik menguat.
Melansir data Refinitiv, setelah membuka perdagangan dengan melemah tipis rupiah sebenarnya sempat menguat 0,04% ke Rp 14.240/US$. Tetapi setelahnya, rupiah kembali melemah hingga 0,14% ke Rp 14.265/US$.
Mata Uang Garuda perlahan bangkit, dan stagnan di Rp 14.245/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Tanda-tanda rupiah akan berbalik menguat terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan hari ini.
Periode | Kurs Pukul 8:54 WIB | Kurs Pukul 11:54 WIB |
1 Pekan | Rp14.224,30 | Rp14.210,4 |
1 Bulan | Rp14.276,00 | Rp14.257,0 |
2 Bulan | Rp14.303,00 | Rp14.290,0 |
3 Bulan | Rp14.352,80 | Rp14.337,0 |
6 Bulan | Rp14.484,80 | Rp14.481,0 |
9 Bulan | Rp14.591,00 | Rp14.622,0 |
1 Tahun | Rp14.820,00 | Rp14.784,5 |
2 Tahun | Rp15.440,10 | Rp15.375,0 |
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Kabar baik datang dari dalam negeri, neraca dagang kembali mencatat surplus hingga 15 bulan beruntun.
Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan realisasi impor periode Agustus 2021. Meski tumbuh tinggi, tetapi nominal impor masih lebih rendah ketimbang ekspor sehingga Indonesia menikmati surplus neraca perdagangan.
Pada Rabu (15/9/2021), BPS mencatat nilai impor Indonesia pada Agustus 2021 adalah US$ 16,68 miliar. Naik 10,35% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm) dan 55,26% dari periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy).
Sebagai perbandingan, konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan impor tumbuh 44,29% yoy pada Agustus 2021. Sementara konsensus Reuters menghasilkan proyeksi 45,1% yoy.
Sementara nilai ekspor Indonesia adalah US$ 21,42 miliar. Dengan demikian, Indonesia membukukan surplus neraca perdagangan sebesar US$ 4,74 miliar.
Neraca perdagangan Indonesia selalu surplus dalam 15 bulan terakhir. Kali terakhir terjadi defisit neraca perdagangan adalah pada April 2020.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kabar Dari China Bakal Hadang Rupiah ke Bawah Rp 15.000/US$?
