Bursa Wall Street & Asia Tertekan, IHSG 'Ambyar'!

Putra, CNBC Indonesia
15 September 2021 09:17
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar saham domestik dibuka melemah pada perdagangan Rabu (15/9/2021) setelah Selasa kemarin menguat. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) turun 0,08% ke level 6.123,91.

IHSG melemah di awal perdagangan setelah kemarin ditutup menguat 0,5%. Dini hari tadi tiga indeks saham di bursa Wall Street AS kompak terkoreksi. Hal ini menjadi sentiment negatif bagi pasar keuangan Asia.

Bursa saham Benua Kuning juga ambles di zona merah. Indeks Nikkei turun 0,9%. Indeks Hang Seng melemah 1,16%. Kemudian ada Shang Hai Composite dan Strait Times yang turun lebih dari 0,4%.

Data BEI mencatat, selang 10 menit IHSG semakin melemah dengan koreksi sebesar 0,23%. Nilai transaksi mencapai Rp 877,9 miliar.

Sebanyak 168 saham menguat, 187 melemah dan sisanya 198 stagnan. Asing masuk ke pasar saham dalam negeri dengan melakukan beli bersih di pasar reguler senilai Rp 79,58 miliar.

Saham-saham yang paling banyak diborong asing adalah saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) dengan nilai beli bersih asing mencapai Rp 46,4 miliar. Sementara itu saham yang paling banyak dilego adalah saham PT Motion Banking Tbk (BABP) dengan nilai jual bersih mencapai Rp 5,3 miliar.

Untuk perdagangan hari ini, investor patut menyimak sejumlah sentimen yang berpotensi menggerakkan pasar.

Usai rilis data inflasi, sepertinya mata uang Negeri Adidaya kehilangan pamor. Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan enam mata uang utama dunia) melemah.

Tanpa 'beking' tapering, dolar AS tidak lagi terlalu seram. Perlambatan laju inflasi akan memberi waktu bagiThe Fed untuk menunda tapering (pengurangan pembelian aset) demi pemulihan ekonomi yang lebih berkelanjutan.

Lagipula, pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19) belum usai dan kini malah ada virus corona varian delta yang lebih ganas.

Apabila kelesuan dolar AS bertahan sepanjang hari ini, maka rupiah punya peluang untuk kembali menapaki zona hijau. Tren penguatan rupiah terhadap mata uang NegeriStars and Stripessepertinya bakal berlanjut.

Sentimen ketiga, kali ini dari dalam negeri, adalah rilis data perdagangan internasional periode Agustus 2021.

Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan ekspor tumbuh 36,5% yoy.

Sementara impor diperkirakan tumbuh lebih tinggi yakni 44,29% yoy. Namun neraca perdagangan 'diramal' masih surplus US$ 2,32 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(tas/tas)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bursa RI Merah Padam! Tenang...Asing Tetap Borong Saham

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular