141 Ton Emas "Menguap", Pantas Saja Harganya Susah Naik

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Senin, 13/09/2021 17:35 WIB
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia masih kesulitan naik pasca ambrol 1,6% dan kembali ke bawah US$ 1.800/troy ons pada Selasa (7/9) pekan lalu. Jika dilihat lebih ke belakang, harga emas sudah kesulitan bertahan di atas level tersebut sejak pertengahan Juni lalu.

Pada perdagangan Senin (13/9), pukul 15:44 WIB, emas diperdagangkan di kisaran US$ 1.789,82/troy ons, menguat 0,14% di pasar spot.

Isu tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh bank sentral Amerika Serikat (AS) atau Federal Reserve (The Fed) menjadi salah satu faktor yang membuat emas susah menanjak.


Isu tersebut sudah berkembang beberapa bulan terakhir, membuat yield obligasi (Treasury) dan dolar AS naik di awal Agustus lalu. Dua aset tersebut membuat emas menjadi kurang menarik, alhasil terjadi capital outflow di pasar emas.

World Gold Council (WGC) mengatakan sepanjang bulan Agustus terjadi capital outflow dari exchange trade fund (ETF) berbasis emas senilai US$ 1,8 miliar. Nilai tersebut setara 22,4 ton emas.

"Emas menghadapi tantangan besar di bulan Agustus, akibat dolar AS yang menguat dan yield Treasury yang naik, yang membebani aliran investasi ke emas, bahkan memicu aksi jual," kata analis di WGC, sebagaimana dilansir Kitco, Kamis (9/9).

Sepanjang tahun ini, outflow juga sangat besar. 141 ton emas dilaporkan "menguap" dari pasar ETF. Para analis menyatakan agar emas bisa kembali ke US$ 2.000/troy ons di akhir tahun nanti, tren outflow tersebut harus bisa berbalik menjadi inflow.

Analis dari WGC melihat emas memang sedang menghadapi tantangan yang berat, tetapi ada juga yang mendukung seperti volatilitas di pasar saham, serta inflasi yang tinggi.

"Emas masih menjadi aset yang berharga bagi investor yang melihat jangka panjang, sebab pasar saham negara berkembang kembali lemah begitu juga dengan inflasi yang tinggi akan menopang harga emas. Berdasarkan sejarah, September menjadi salah satu bulan terbaik bagi emas, dan ini bisa menjadi peluang bagi investor sebelum kita memasuki kuartal IV-2021," kata analis tersebut.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Ini Yang bisa Picu Inflow ke Pasar Emas


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Bukti Gonjang-ganjing Trump Bikin Bisnis Tambang Emas Melejit

Pages