Harga Emas Diprediksi Ambrol, Bakal Ada Outflow Mengerikan!

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
13 August 2021 13:15
Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)
Foto: Emas Batangan dan Koin dalam brankas Pro Aurum di Munich, Jerman pada 14 Agustus 2019. (REUTERS/Michael Dalder)

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami flash crash atau ambrol tajam dalam hitungan menit, harga emas dunia memang perlahan mulai naik lagi. Tetapi bukan berarti masa depan emas sudah cerah kembali, masih ada analis yang memprediksi logam mulia ini akan kembali ambrol.

Di awal pekan ini, pelaku pasar dikejutkan oleh ambrolnya harga emas dunia hingga nyaris 4,5% dalam tempo kurang dari 15 menit ke US$ 1.864,37/troy ons, melansir data Refinitiv. Emas kemudian berhasil memangkas pelemahan dan mengakhiri perdagangan Senin di US$ 1.684,37/troy ons, melemah 1.9%.

Pada hari ini, Jumat (13/8/2021) pada pukul 12:34 WIB, emas berada di US$ 1.754,99/troy ons, menguat tipis 0,15% dibandingkan harga kemarin.

idrFoto: Datawrapper 

Adalah Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, yang memperkirakan harga emas masih bisa turun lagi, menggunakan analisis teknikal.

Wang menilai dalam waktu dekat risiko koreksi masih menghantui harga emas. Dia memperkirakan perlahan harga emas akan jatuh ke rentang US$ 1.687-1.704/troy ons.

"Sinyal ke arah sana belum lengkap, tetapi kemungkinan bisa membawa harga emas jatuh hingga ke US$ 1.664/troy ons.

Jika itu terjadi, maka harga emas akan lebih rendah lagi dibandingkan ketika mengalami flash crash di awal pekan ini.

Analis lainnya, bahkan memberikan prediksi yang lebih ngeri.

Sementara itu Dominic Schnider, kepala investasi di UBS Global Wealth Management memprediksi emas bisa jeblok ke US$ 1.600/troy ons bahkan lebih rendah lagi di kuartal I-2021.

Schnider melihat imbal hasil riil (real yield) di AS akan "kurang negatif" yang akan membuat harga emas merosot.

Emas dan obligasi AS (Treasury) sama-sama dianggap sebagai safe haven. Bedanya, Treasury memberikan imbal hasil, sementara emas tidak. Imbal hasil riil Treasury saat ini sudah negatif bahkan cukup dalam, sebab inflasi yang tinggi di AS.

Ketika riil yield negatif dalam, emas akan diuntungkan, tetapi ketika riil yield negatifnya semakin berkurang apalagi sampai positif lagi, emas tentunya akan tertekan.

"Saya pikir anda akan melihat lebih banyak outflow (dari emas). Saya tidak akan terkejut jika pada satu titik 20 juta ons emas meninggalkan pasar ETF dan berjangka. Itu artinya harga emas turun," kata Schnider sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (13/8/2021).

Hal senada diungkapkan Vivek Dhar, analis Komoditas di Commonwealth Bank of Australia juga memprediksi emas masih akan turun lagi dari level saat ini.

Iya melihat, flash crash yang terjadi di awal pekan ini akibat penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil yield Treasury AS.

"Penguatan dolar AS ditambah dengan kenaikan bertahap real yield Treasury tenor 10 tahun mengindikasikan emas bisa lebih rendah lagi," kata Dhar, sebagaimana dilansir CNBC Internaional

Meski demikian Dhar memprediksi harga emas akan menyentuh US$ 1.700/troy ons di kuartal I-2021.

HALAMAN SELANJUTNYA >>> Awas! Tapering Bisa Bikin Emas Ambrol Hingga 45%

Musuh utama emas saat ini adalah tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh bank sentral AS (The Fed).

Sebelum menggelontorkan QE sejak 2020 lalu, The Fed pernah melakukan hal yang sama pada 2008 hingga 2014.

Ketika itu, harga emas dunia melesat dan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa saat itu US$ 1.920/troy ons pada September 2011. Pada pertengahan 2013, The Fed mengumumkan akan melakukan tapering, dan resmi dilakukan pada akhir tahun itu.

Alhasil, harga emas terus menurun hingga menyentuh ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015. Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi tahun 2011 hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.

Sementara itu, QE yang dilakukan The Fed sejak Maret 2020 lalu telah membawa emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072/troy ons pada Agustus tahun lalu. Sejak saat itu, harga emas cenderung menurun mirip seperti 2011.

Sehingga, pelaku pasar waspada jika tapering dilakukan, emas akan bernasib sama seperti 2013.

Hasil polling terbaru yang dilakukan Reuters menunjukkan sebanyak 28 dari 43 analis memprediksi The Fed akan mengumumkan tapering pada bulan September.

Nilai QE saat ini sebesar US$ 120 miliar per bulan, dengan rincian US$ 80 miliar untuk pembelian obligasi pemerintah (Treasury) dan US$ 40 miliar untuk efek beragun aset KPR (Mortgage-Backed Security/MBS).

Sementara polling mengenai kapan tapering akan mulai dilakukan, sebanyak 26 dari 43 analis memprediksi pada kuartal I-2021. Sedangkan sisanya mengatakan tapering pertama akan dilakukan di kuartal IV-2021.

Tidak hanya para analis, pejabat elit The Fed juga berbeda pendapat.

Wakil ketua The Fed, Richard Clarida, pada pekan lalu mengindikasikan tapering bisa dilakukan di tahun ini, dan suku bunga akan dinaikkan pada awal 2023.

"Anda duduk di sini dan melihat inflasi sudah jauh di atas target dan pasar ketenagakerjaan terus membaik menuju level pra-pandemi. Menurut saya, ini terdengar seperti kami harus bersiap," kata Richard Clarida, Wakil Ketua The Fed, dala wawancara bersama Washington Post.

Pernyataan Clarida kemudian didukung rilis data tenaga kerja AS yang menunjukkan perbaikan lebih lanjut.

Clarida juga melihat, The Fed akan menaikkan suku bunga pertama dua tahun depan.

Pendapat berbeda diungkapkan Presiden The Fed wilayah Richmond, Thomas Barkin, mengatakan pasar tenaga kerja AS mungkin perlu waktu beberapa bulan lagi untuk pemulihan dan cukup bagi The Fed untuk mulai melakukan tapering.

"Kita sudah dekat... Saya tidak tahun kapan tepatnya. Ketika semua indikator mendekati target, saya sangat mendukung melakukan tapering dan kembali ke kebijakan moneter normal secepatnya saat perekonomian mendukung," kata Barkin, sebagaimana dilansir Reuters.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular