Harga Emas Diprediksi Ambrol, Bakal Ada Outflow Mengerikan!

Jakarta, CNBC Indonesia - Setelah mengalami flash crash atau ambrol tajam dalam hitungan menit, harga emas dunia memang perlahan mulai naik lagi. Tetapi bukan berarti masa depan emas sudah cerah kembali, masih ada analis yang memprediksi logam mulia ini akan kembali ambrol.
Di awal pekan ini, pelaku pasar dikejutkan oleh ambrolnya harga emas dunia hingga nyaris 4,5% dalam tempo kurang dari 15 menit ke US$ 1.864,37/troy ons, melansir data Refinitiv. Emas kemudian berhasil memangkas pelemahan dan mengakhiri perdagangan Senin di US$ 1.684,37/troy ons, melemah 1.9%.
Pada hari ini, Jumat (13/8/2021) pada pukul 12:34 WIB, emas berada di US$ 1.754,99/troy ons, menguat tipis 0,15% dibandingkan harga kemarin.
![]() |
Adalah Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, yang memperkirakan harga emas masih bisa turun lagi, menggunakan analisis teknikal.
Wang menilai dalam waktu dekat risiko koreksi masih menghantui harga emas. Dia memperkirakan perlahan harga emas akan jatuh ke rentang US$ 1.687-1.704/troy ons.
"Sinyal ke arah sana belum lengkap, tetapi kemungkinan bisa membawa harga emas jatuh hingga ke US$ 1.664/troy ons.
Jika itu terjadi, maka harga emas akan lebih rendah lagi dibandingkan ketika mengalami flash crash di awal pekan ini.
Analis lainnya, bahkan memberikan prediksi yang lebih ngeri.
Sementara itu Dominic Schnider, kepala investasi di UBS Global Wealth Management memprediksi emas bisa jeblok ke US$ 1.600/troy ons bahkan lebih rendah lagi di kuartal I-2021.
Schnider melihat imbal hasil riil (real yield) di AS akan "kurang negatif" yang akan membuat harga emas merosot.
Emas dan obligasi AS (Treasury) sama-sama dianggap sebagai safe haven. Bedanya, Treasury memberikan imbal hasil, sementara emas tidak. Imbal hasil riil Treasury saat ini sudah negatif bahkan cukup dalam, sebab inflasi yang tinggi di AS.
Ketika riil yield negatif dalam, emas akan diuntungkan, tetapi ketika riil yield negatifnya semakin berkurang apalagi sampai positif lagi, emas tentunya akan tertekan.
"Saya pikir anda akan melihat lebih banyak outflow (dari emas). Saya tidak akan terkejut jika pada satu titik 20 juta ons emas meninggalkan pasar ETF dan berjangka. Itu artinya harga emas turun," kata Schnider sebagaimana dilansir CNBC International, Kamis (13/8/2021).
Hal senada diungkapkan Vivek Dhar, analis Komoditas di Commonwealth Bank of Australia juga memprediksi emas masih akan turun lagi dari level saat ini.
Iya melihat, flash crash yang terjadi di awal pekan ini akibat penguatan dolar dan kenaikan imbal hasil yield Treasury AS.
"Penguatan dolar AS ditambah dengan kenaikan bertahap real yield Treasury tenor 10 tahun mengindikasikan emas bisa lebih rendah lagi," kata Dhar, sebagaimana dilansir CNBC Internaional
Meski demikian Dhar memprediksi harga emas akan menyentuh US$ 1.700/troy ons di kuartal I-2021.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Awas! Tapering Bisa Bikin Emas Ambrol Hingga 45%