
Harga Emas Diprediksi Ambrol, Bakal Ada Outflow Mengerikan!

Musuh utama emas saat ini adalah tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) oleh bank sentral AS (The Fed).
Sebelum menggelontorkan QE sejak 2020 lalu, The Fed pernah melakukan hal yang sama pada 2008 hingga 2014.
Ketika itu, harga emas dunia melesat dan mencatat rekor tertinggi sepanjang masa saat itu US$ 1.920/troy ons pada September 2011. Pada pertengahan 2013, The Fed mengumumkan akan melakukan tapering, dan resmi dilakukan pada akhir tahun itu.
Alhasil, harga emas terus menurun hingga menyentuh ke titik terendah yang dicapai yakni US$ 1.045,85/troy ons pada 3 Desember 2015. Artinya, jika dilihat dari rekor tertinggi tahun 2011 hingga ke level terendah tersebut, harga emas dunia ambrol 45,54% dalam tempo 4 tahun.
Sementara itu, QE yang dilakukan The Fed sejak Maret 2020 lalu telah membawa emas mencetak rekor tertinggi sepanjang masa US$ 2.072/troy ons pada Agustus tahun lalu. Sejak saat itu, harga emas cenderung menurun mirip seperti 2011.
Sehingga, pelaku pasar waspada jika tapering dilakukan, emas akan bernasib sama seperti 2013.
Hasil polling terbaru yang dilakukan Reuters menunjukkan sebanyak 28 dari 43 analis memprediksi The Fed akan mengumumkan tapering pada bulan September.
Nilai QE saat ini sebesar US$ 120 miliar per bulan, dengan rincian US$ 80 miliar untuk pembelian obligasi pemerintah (Treasury) dan US$ 40 miliar untuk efek beragun aset KPR (Mortgage-Backed Security/MBS).
Sementara polling mengenai kapan tapering akan mulai dilakukan, sebanyak 26 dari 43 analis memprediksi pada kuartal I-2021. Sedangkan sisanya mengatakan tapering pertama akan dilakukan di kuartal IV-2021.
Tidak hanya para analis, pejabat elit The Fed juga berbeda pendapat.
Wakil ketua The Fed, Richard Clarida, pada pekan lalu mengindikasikan tapering bisa dilakukan di tahun ini, dan suku bunga akan dinaikkan pada awal 2023.
"Anda duduk di sini dan melihat inflasi sudah jauh di atas target dan pasar ketenagakerjaan terus membaik menuju level pra-pandemi. Menurut saya, ini terdengar seperti kami harus bersiap," kata Richard Clarida, Wakil Ketua The Fed, dala wawancara bersama Washington Post.
Pernyataan Clarida kemudian didukung rilis data tenaga kerja AS yang menunjukkan perbaikan lebih lanjut.
Clarida juga melihat, The Fed akan menaikkan suku bunga pertama dua tahun depan.
Pendapat berbeda diungkapkan Presiden The Fed wilayah Richmond, Thomas Barkin, mengatakan pasar tenaga kerja AS mungkin perlu waktu beberapa bulan lagi untuk pemulihan dan cukup bagi The Fed untuk mulai melakukan tapering.
"Kita sudah dekat... Saya tidak tahun kapan tepatnya. Ketika semua indikator mendekati target, saya sangat mendukung melakukan tapering dan kembali ke kebijakan moneter normal secepatnya saat perekonomian mendukung," kata Barkin, sebagaimana dilansir Reuters.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]