Harga Tembaga Kok Susah Gerak Ya?

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
13 September 2021 15:30
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dunia bergerak datar pada siang hari ini. Minimnya pergerakan harga tembaga disebabkan oleh penguatan mata uang dolar Amerika Serikat (AS).

Pada Senin (13/9/2021) pukul 14:00 WIB, harga tembaga tercatat US$ 9.684,25. Turun 0,04% dibanding penutupan perdagangan kemarin.

tembagaSumber: investing.com

Indeks dolar menguat 0.26% menjadi 92,82 pada Senin (13/9/2021) pukul 14:00 WIB. Membuat harga logam dengan mata uang dolar AS lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya.

Indeks dolar menguat karena fokus investor ke data inflasi AS yang akan dirilis besok (14/9/2021) dan pertemuan The Fed yang akan membahas tapering pada tanggal 21-22 September 2021.

Dihimpun dari polling Reuters, inflasi Amerika pada bulan Agustus 2021 diprediksi 5,3% year-on-year (yoy). Turun dari bulan Juli sebesar 5,4% year-on-year (yoy).
Perlambatan inflasi pada bulan Agusttus tidak terlalu mempengaruhi keputusan untuk segera melakukan tapering, kata Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker, dalam wawancara Nikkei pada hari Senin, dikutip Reuters.

"Saya ingin segera memulai program tapering, sehingga bisa segera menyelesaikan prosesnya. Jadi jika perlu menaikkan suku bunga, kita lebih punya ruang untuk melakukan itu, " tambah Harker.

Sebagai informasi, pergerakan indeks dolar berbanding terbalik dengan pergerakan harga logam seperti emas dan tembaga. Sehingga ketika indeks dolar menguat harga logam cenderung melemah dan berlaku sebaliknya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Investasi Jumbo Cile Katrol Harga Tembaga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular