Dua 'Hantu' Ini Jadi Ancaman Buat Harga Tembaga, Apa Saja?

Hidayat Setiaji, CNBC Indonesia
07 September 2021 13:40
Indonesia lewat PT Indonesia Alumunium (Inalum) menguasai 51% saham PT Freeport Indonesia. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Ignasius Jonan, melakukan kunjungan kerja ke tambang Freeport di Timika, Papua pada 2-3 Mei 2019.

Dalam acara, Jonan mengunjungi tambang emas legendaris milik Freeport Indonesia, yaitu Grasberg, yang lokasinya 4.285 meter di atas permukaan laut.

Tambang Grasberg ini akan habis kandungan mineralnya dan berhenti beroperasi pada pertengahan 2019 ini. Sebagai gantinya, produksi meas, perak, dan tembaga Freeport akan mengandalkan tambang bawah tanah yang lokasinya di bawah Grasberg.

Dalam kunjungan tersebut, Jonan didampingi Presiden Direktur Freeport Indonesia Tony Wenas, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin, serta sejumlah pejabat Kementerian ESDM.

Perjalanan menuju Grasberg dilakukan menggunakan bus khusus, dan sempat disambung dengan menggunakan kereta gantung atau disebut tram yang mengantarkan hingga ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut, dan disambung dengan bus lagi hingga ke puncak Grasberg.

Cuaca gerimis serta oksigen yang tipis menyambut kedatangan Jonan dan rombongan di lokasi puncak Grasberg.

Dalam kunjungannya Jonan mengatakan, tantangan saat ini adalah membuat operasional Freeport terus berjalan dengan baik, dan produksi, keselamatan kerja, serta lingkungan dapat terjaga dengan baik.

Jonan meminta agar tidak ada hambatan dalam pengelolaan tambang Freeport pasca pengambilalihan 51% saham oleh Inalum.

Jonan juga meminta agar ke depan peranan Freeport terhadap masyarakat Papua makin besar, lewat pembangunan sarana dan prasarana seperti sekolah serta rumah sakit atau puskesmas. (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)
Foto: Tambang Freeport Grasberg, Timika (CNBC Indonesia/Wahyu Daniel)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga pasar LME (London Metal Exchange) turun pada perdagangan siang ini. Ada dua faktor pemberat harga tembaga yaitu langkah mengurangi stimulus ekonomi dan hasil impor tembaga China pada Agustus 2021.

Pada Selasa (7/9/2021) pukul 11:40 WIB, harga tembaga tercatat US$ 4,3055/ton. Turun 0,38% dari harga penutupan kemarin.

tembagaSumber: Trading Economics

Bank sentral Eropa (ECB) akan berdiskusi mengenai pengurangan stimulus pada hari Kamis pekan ini setelah melihat ekonomi Benua Biru yang mulai bangkit. ECB telah memberikan dukungan moneter untuk negara-negara di Eropa sejak awal pandemi virus corona.

Diskusi ini diperkirakan akan panas karena forum terbelah. Satu sisi menyetujui aksi ini segera dilakukan karena ekonomi terlihat bangkit. Namun di sisi lain pandemi belum selesai dan varian baru menghantui sehingga pelaksanaan pengurangan stimulus disarankan jangan terburu-buru.

Perlu diketahui, tembaga sering digunakan sebagai ukuran kondisi ekonomi dunia. Sehingga kebijakan apa pun terkait ekonomi global berpengaruh terhadap laju harga tembaga.

Impor tembaga China kembali turun pada Agustus 2021 karena pertumbuhan ekonomi yang melambat dan harga tembaga yang mahal sehingga sulit diserap pasar. Tercatat impor tembaga sudah turun selama lima bulan berturut-turut.

Impor tembaga China tercatat sebesar 394.071 ton pada bulan lalu. Turun 7% dibanding Juli 2021 dan turun 41% year-on-year (y-o-y).

Aktivitas ekonomi China  yangmelambat tercermin dari indeks PMI (Purchasing Managers' Index) manufaktur dan jasa yang melambat pada Agustus dan masuk zona kontraksi. Lemahnya ekonomi China membuat permintaan tembaga berkurang.

China adalah konsumen tembaga terbesar di dunia. Sehingga gejolak permintaannya memiliki pengaruh terhadap harga tembaga.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Investasi Jumbo Cile Katrol Harga Tembaga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular