Harga Batu Bara Terbang, PTBA Naikkan Target Ekspor jadi 47%!

Anisatul Umah, CNBC Indonesia
Senin, 13/09/2021 12:52 WIB
Foto: Doc.PTBA

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Bukit Asam Tbk (PTBA), Badan Usaha Milik Negara sektor pertambangan batu bara, meningkatkan target ekspor batu bara pada tahun ini, selain menargetkan peningkatan produksi menjadi 30 juta ton dari sebelumnya ditargetkan sebesar 25 juta ton.

Apollonius Andwie, Corporate Secretary PTBA, mengatakan peningkatan target ekspor batu bara ini dilakukan untuk memanfaatkan potensi naiknya harga batu bara saat ini.

Dia mengatakan, porsi ekspor batu bara tahun ini ditargetkan naik menjadi 47% dari sebelumnya di kisaran 30%.


"PTBA memanfaatkan potensi naiknya harga batu bara dengan meningkatkan produksi sekaligus ekspansi pasar global. Target ekspor secara keseluruhan di 2021 juga ditargetkan naik menjadi 47%," ungkapnya kepada CNBC Indonesia, Senin (13/09/2021).

Dia menyebut, sejumlah pasar ekspor baru tengah dijajaki perusahaan, seperti Filipina dan Vietnam.

"Pasar-pasar baru yang diincar PTBA adalah beberapa negara di Asia Tenggara seperti Filipina dan Vietnam," ujarnya.

Namun demikian, menurutnya ekspor ke China juga berpotensi masih akan meningkat seiring dengan adanya konflik antara China dan Australia.

"Permintaan dari pasar China juga terdapat kenaikan karena adanya konflik negara tersebut dengan Australia yang selama ini ekspor batu bara ke Tiongkok," imbuhnya.

Seperti diketahui, harga batu bara pada pekan lalu mencetak rekor tertinggi sejak 13 tahun. Harga batu bara acuan di Ice Newcastle (Australia) sempat menyentuh hampir US$ 180 per ton, tertinggi sejak 2008.

Sejak akhir 2020 (year-to-date/ytd), kenaikan harga batu bara mencapai 120,62%. Batu bara adalah komoditas dengan kenaikan harga tertinggi sepanjang tahun ini. Apalagi hingga menembus rekor baru. Pada 9 September 2021, harga batu bara ditutup di US$ 178,75/ton. Ini adalah rekor tertinggi setidaknya sejak 2008.

Namun pada akhir pekan lalu, harga batu bara untuk kontrak dua bulan ke depan merosot 2,18% ke US$ 174,85 per ton.

Sebelumnya, Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTBA Farida Thamrin mengatakan, pihaknya memperkirakan harga batu bara akan terus melonjak tinggi, bahkan berlanjut hingga semester kedua 2021.

"Kita lihat pada akhir 2020, harga batu bara itu masih ada di level US$ 100. Tapi melihat di Juni 2021, pergerakan signifikan mencapai US$ 134,7 sementara kalau dilihat bulan sesudah Juni, Juli hampir US$ 150. Secara persentase, kenaikan mulai akhir 2020 sampai Juni 67%, sampai Juli 68%," ujar Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PTBA, Farida Thamrin dalam keterangan pers usai Paparan Publik secara virtual, Senin (6/9/2021).

"Melihatnya sampai akhir 2021 harga tersebut kita berdoa bersama di level di atas US$ 150," imbuhnya.

Selain kenaikan harga batu bara, dia mengatakan kinerja PTBA sampai saat ini tetap positif didukung pula oleh ekspor hingga pergerakan dolar yang stabil. Menurutnya, harga dolar stabil berada di kisaran Rp 14.000 hingga Rp 14.600 per US$.

"Ini mendukung PTBA karena volatilitas dolar, sehingga bisa manfaatkan hal itu dan mendukung penjualan," katanya.

Kinerja PTBA sepanjang semester pertama memang positif, terbukti dari produksi mencapai 13,3 juta naik dibanding semester yang sama tahun lalu yang sebesar 11,9 juta ton. Penjualan juga meningkat, hingga semester pertama mencapai 12,9 juta ton naik 3% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 12,5 juta ton.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Emiten Batu Bara Amankan Ekspor Saat Harga Mendingin