
Jadi Idola Asia, Rupiah Bisa Tembus Rp 14.100/US$ Pekan Ini?

Secara teknikal, kombinasi Stochastic yang jenuh jual (oversold) serta pola hammer membuat rupiah berisiko terkoreksi.
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Artinya, ketika belum mencapai wilayah oversold, rupiah yang disimbolkan USD/IDR artinya ada risiko berbalik arah alias rupiah melemah. Apalagi, kini muncul pola Hammer, yang menjadi sinyal pembalikan arah.
![]() Foto: Refinitiv |
Pola Hammer tersebut masih menjadi mimpi buruk bagi rupiah, pada perdagangan Kamis (9/9) rupiah menutup perdagangan di atas pola tersebut. Artinya, pola Hammer terkonfirmasi sebagai pola pembalikan arah, rupiah patut waspada. Pola Hammer baru batal ketika rupiah melewati tail (ekor) di Rp 14.170/US$.
Meski demikian, rupiah yang disimbolkan USD/IDR masih berada di bawah rerata pergerakan 50 hari (moving average 50/MA 50), MA 100, dan MA 200. Artinya, rupiah bergerak di bawah 3 MA yang membuka peluang penguatan.
Selain itu, rupiah juga sudah menembus ke bawah bullish trend line (garis warna merah) yang menguntungkan dolar AS.
Rupiah kini berada di support berada di kisaran Rp 14.200/US$, jika dilewati maka target selanjutnya Rp 14.170/US$.
Penembusan di bawah level tersebut akan membawa Rupiah menguat yang akan menahan jika rupiah mampu menguat menuju Rp 14.150 hingga Rp 14.120/US$. Kemampuan melewati Rp 14.120/US$ akan membuka ruang penguatan ke Rp 14.080/US$ di pekan ini.
Sementara resisten terdekat berada di kisaran Rp 14.230/US$ hingga Rp 14.250/US$. Jika ditembus, rupiah berisiko melemah ke Rp 14.280/US$ hingga Rp 14.290/US$ yang merupakan MA 200. Penembusan di atas level tersebut akan membuat rupiah merosot di pekan ini ke menuju Rp 14.350/US$.
TIM RISET CNBC INDONESIA
[Gambas:Video CNBC]
