
Was-was Revenge Tourism, Apa Kabar IHSG Pekan Depan?

Dari dalam negeri, ada data neraca dagang yang akan mempengaruhi pergerakan pasar pada, Rabu (15/9/2021). Tetapi sebelumnya, besok pelaku pasar akan melihat apakah PPKM akan kembali dilonggarkan.
Jika ada pelonggaran lebih lanjut, tentunya akan memberikan dampak positif, sebab roda bisnis berputar lebih kencang.
Tren penurunan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) terus belanjut di Indonesia. Artinya PPKM yang diterapkan pemerintah sukses melandaikan kasus Covid-19. PPKM Jawa-Bali akan berakhir Senin (13/9/2021) besok, sementara wilayah lainnya di luar Jawa-Bali 20 September mendatang.
Seperti biasa pemerintah akan melakukan evaluasi dan diumumkan besok, dan PPKM akan kembali diperpanjang, dengan kemungkinan adanya beberapa pelonggaran lagi, atau ada wilayah yang turun level.
Tetapi, pelonggaran PPKM yang dilakukan pemerintah sudah menunjukkan dampak yang signifikan di masyarakat. Mobilitas warga mengalami peningkatan tajam, jika kebablasan tentunya berisiko memicu lonjakan kasus baru Covid-19.
![]() |
Tren pergerakan warga dengan berkendara yang dilihat dari Apple Mobility Index mengalami kenaikan tajam, Sabtu (4/9/2021). Angka indeksnya mencapai 151,84, tertinggi sejak 12 Juni lalu atau sebelum PPKM diterapkan. Sementara ketika PPKM mulai diterapkan di bulan Juli, indeksnya turun hingga ke 71,29.
Seperti diketahui, dalam dua pekan terakhir selalu terjadi kemacetan di wilayah Puncak Bogor. Tren tersebut bisa terus berlanjut setiap akhir pekan, apalagi Pemerintah sudah membuka kembali kawasan wisata.
Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi yang juga Koordinator PPKM Jawa-Bali Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan pemerintah akan melakukan uji coba 20 tempat wisata di wilayah PPKM level 3 Jawa-Bali.
"Akan dilakukan uji coba pembukaan 20 tempat wisata di kota dengan level 3 dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat dan implementasi aplikasi PeduliLindungi," kata Luhut.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno mewanti-wanti potensi revenge tourism yang bakal terus terjadi dan lebih masif.
Masyarakat yang sudah jenuh akibat pergerakannya dibatasi dalam beberapa bulan terakhir akan "menyerbu" obyek-obyek wisata. Sehingga perlu penerapan protokol kesehatan yang ketat agar tidak terjadi lonjakan kasus lagi.
"Ya sudah terlihat revenge tourism itu di Pantai Pangandaran dan di Puncak mungkin juga di KBB. Mencegah revenge tourism butuh kerja sama, baik pengelola maupun pengunjung serta masyarakat yang ikut memantau," ungkap Sandiaga kepada wartawan, Jumat (10/9/2021).
TIM RISET CNBC INDONESIA
(pap/pap)[Gambas:Video CNBC]