
Tapering Lagi, Tapering Lagi! Ini Biang Kerok IHSG Merah...

Bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) akan menggelar rapat pada 21-22 September 2021. Semakin dekat ke waktu pelaksanaan rapat, hawa tapering kian terasa. Tapering akan dimulai dengan mengurangi pembelian surat berharga (quantitative easing) dan puncaknya adalah menaikkan suku bunga acuan.
Sejumlah pejabat teras The Fed sudah menyuarakan bahwa tapering bisa mulai dilakukan tahun ini. Michelle 'Miki' Bowman, Anggota Dewan Gubernur The Fed, menilai arah kebijakan memang selalu ditentukan oleh data (data dependent). Namun berbagai data yang ada sudah mengarah ke perbaikan.
"Walau sebagian data belum sebaik yang kita perkirakan, tetapi kita tetap melihat ekonomi AS tumbuh tinggi. Kita sudah semakin dekat dengan target maximum employment (penciptaan lapangan kerja maksimal). Jika data mendukung, yang saya rasa demikian, maka menjadi layak (appropriate) bagi kami untuk memulai proses mengurangi pembelian aset pada tahun ini," papar Bowman dana sebuah acara yang dihelat American Bankers Association, seperti dikutip dari Reuters.
Sementara James Bullard, Presiden The Fed St Louis, menilai bank sentral harus segera move on dan merealisasikan rencana pengurangan stimulus. Sebab, pasar tenaga kerja terlihat semakin kuat.
"Permintaan terhadap tenaga kerja meningkat. Jika kita bisa membuat pemberi kerja dan pencari kerja bertemu dan berharap pandemi bisa lebih terkendali, maka pasar tenaga kerja akan sangat kuat tahun depan. Jadi gambaran besarnya adalah tapering bisa dimulai tahun ini dan berakhir pada paruh pertama tahun depan," ungkap Bullard dalam wawancara bersama Financial Times, juga dikutip dari Reuters.
Kemudian Loretta Mester, Presiden The Fed Cleveland, mengatakan tapering bisa saja mulai dilakukan tahun ini. Meski data penciptaan lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll) agak mengecewakan.
Pada Agustus 2021, perekonomian AS menciptakan 235.000 lapangan kerja. Ini adalah yang terendah sejak Januari 2021.
"Saya tidak berpikir bahwa laporan ketenagakerjaan pada Agustus akan mengubah pandangan saya bahwa kita sudah mencapai kemajuan yang substansial. Saya merasa nyaman memulai tapering tahun ini," ungkap Mester, sebagaimana diwartakan Reuters.
Sejak masa pandemi, The Fed 'mengguyur' likuiditas di perekonomian melalui quantitative easing senilai US$ 120 miliar per bulan. Duit sebanyak itu membuat pasar berpesta-pora dan menciptakan mentalitas 'beli, beli, beli'.
Jika tapering mulai diterapkan, maka gelontoran likuditas ini akan berkurang. Likuiditas akan mulai ketat, dan pelaku pasar bakal lebih mempertimbangkan risiko (risk-on) sebelum membeli aset.
Persepsi tersebut yang dominan mewarnai bursa saham dunia. Akibatnya, jangan heran IHSG dan sejumlah indeks saham Asia mengalami koreksi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(aji/aji)