Pandemi Bikin Serapan Capex Wika Gedung Seret
Jakarta, CNBC Indonesia - Penyerapan belanja modal (capital expenditure/capex) PT Wijaya Karya Bangunan Gedung Tbk (WEGE)/Wika Gedung tahun ini tersendat lantaran pandemi Covid-19 yang masih berlangsung. Bahkan dari Rp 300 miliar yang dianggarkan di tahun ini, hingga akhir tahun diperkirakan hanya akan terserap 30% saja.
Direktur Keuangan, Human Capital, dan Manajemen Risiko Wika Gedung Syailendra Ogan mengatakan tahun ini perusahaan berencana untuk meningkatkan line produksi untuk modular namun dengan adanya pandemi rencana ini ditahan dulu sementara.
"Kita memang punya capex di tahun ini Rp 300 miliar. Nah, memang saat ini capex ini memang menjadi concern-nya kami karena kondisi saat ini jadi kami sangat sangat sangat selektif menggunakan capex," kata Syailendra dalam public expose live virtual, Jumat (10/9/2021).
Dia menyebut alokasi capex ini awalnya akan digunakan untuk meningkatkan kapasitas produksi modular. Namun dengan kondisi saat ini perusahaan memilih untuk mengalihkan produksi ke tempat lain namun tetap mempertahankan license yang dimilikinya.
Pemanfaatan capex tahun ini diperkirakan hanya dari Rp 300 miliar hanya akan terserap 30%. Dana ini akan digunakan untuk investasi di lini bisnis utama yakni konstruksi dan gedung agar bisa menjaga sustainability investasi yang bersifat captive market perusahaan.
Lebih lanjut, Direktur Operasi I Wika Gedung Bagus Tri Setyana menjelaskan perusahaan masih berencana untuk meningkatkan kapasitas produksi modularnya hingga kisaran 60 dan 80 modul per hari sesuai dengan sasaran pasar perusahaan yang saat ini membutuhkan modular lebih banyak.
"Investasi tidak terlalu besar karena kita tinggal meningkatkan line produksi saja, jadi sudah ada pabriknya tinggal line-nya kita perbanyak dari sekarang dua jadi empat," terang dia di kesempatan yang sama.
Adapun di tahun ini perusahaan menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 4,2 triliun dengan capaian hingga Juni senilai Rp 1,6 triliun. Perusahaan optimistis pada September dan Desember perusahaan akan dapat memenuhi target tersebut.
Untuk kinerja keuangan, perusahaan menargetkan pendapatan senilai Rp 2,8 triliun di tahun ini dengan target laba bersih sebesar Rp 232 miliar.
(hps/hps)