Usai Public Expose Insidentil, Gerak Saham BBYB 'Liar' Lagi!
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten bank yang dikendalikan oleh fintech Akulaku PT Bank Neo Commerce Tbk (BBYB) melonjak ke zona hijau pada perdagangan pagi ini, Jumat (10/9/2021), bersama belasan saham bank-bank mini alias bank dengan modal inti di bawah Rp 5 triliun lainnya.
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), pukul 10.34 WIB saham BBYB melesat 7,17% ke Rp 1.420/saham dengan nilai transaksi Rp 114,09 miliar dan volume perdagangan 82,86 juta saham. Nilai kapitalisasi pasar saham BBYB sebesar Rp 10,64 triliun.
Kendati menguat, saham BBYB masih turun 2,40% dalam sepekan lantaran hanya menghijau dua kali, yakni pada Selasa (7/9) dah hari ini. Setali tiga uang, dalam sebulan saham ini juga ambles 10,87%. Sementara, secara year to date (ytd) saham BBYB 'meroket' 384,54%.
Saham bank mini seperti PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) juga melejit 21,15% pagi ini. Selain itu, contoh lainnya, saham PT Bank Bumi Arta Tbk (BNBA) terkerek 13,73%.
Kabar terbaru, BBYB berencana menambah modal melalui skema hak memesan efek terlebih dahulu atau rights issue dengan target dana yang dihimpun sebesar Rp 2,5 triliun.
Direktur Utama Bank Neo Commerce Tjandra Gunawan mengatakan, aksi korporasi ini sudah memperoleh persetujuan pemegang saham dalam RUPSLB yang dilaksanakan pada 28 Mei 2021.
"Rights issue sekarang sedang berjalan, target kami [bisa menghimpun dana] HMETD Rp 2,5 triliun," ungkap Tjandra dalam paparan publik (public expose/PE) insidentil, Senin (6/9/2021). PE insidentil ini dilakukan atas permintaan BEI guna meminta informasi soal kejelasan rencana BBYB.
Dengan rights issue tersebut, perseroan akan meningkatkan modal inti menjadi sebesar Rp 3 triliun di akhir tahun ini dan sudah memenuhi ketentuan syarat modal minimum bank oleh Otoritas Jasa Keuangan maksinal pada akhir Desember 2022.
"Target kami membukukan Rp 3 triliun, itu akan memenuhi tahun ini. Bukan hanya memenuhi ketentuan OJK, tapi menjadi bagian rencana kami dalam bertranformasi menjadi bank digital," kata Tjandra.
Seperti disampaikan sebelumnya, bank bersandi BBYB ini akan menggunakan dana hasil rights issue tersebut akan digunakan untuk belanja modal dan meningkatkan modal inti. Sisanya untuk investasi di sektor teknologi dan informasi (IT) dan belanja operasional.
"Kita punya capital plan, akan melaksanakan rights issue, sekarang lagi proses PUT kami, injeksinya untuk mengejar capital Rp 2 triliun tahun ini," kata Tjandra Gunawan, dalam sesi wawancara bersama awak media, Rabu (28/4/2021).
Sebagai informasi, sampai dengan 29 Juli lalu, Akulaku, fintech lending yang disuntik oleh Ant Financial menjadi pemegang saham pengendali perseroan.
Dia mengatakan, dengan perubahan pengendali ini diharapkan akan memberikan dampak yang positif bagi BBYB. Namun, kata Tjandra, pihaknya selalu terbuka bekerja sama tak hanya dengan ekosistem Akulaku.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(adf/adf)