Selamat Sempurna Ekspansi, Mau Akusisi Perusahaan di ASEAN

Monica Wareza, CNBC Indonesia
Kamis, 09/09/2021 14:30 WIB
Foto: Ilustrasi IHSG (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - PT Selamat Sempurna Tbk (SMSM) membidik akuisisi perusahaan di kawasan Asia Tenggara untuk meningkatkan pendapatan perusahaan. Rencananya perusahaan yang akan diakuisisi ini masih terkait dengan lini produksi SMSM, baik di sisi hulu maupun hilir.

Direktur Selamat Sempurna Ang Andri Pribadi mengatakan saat ini perusahaan tengah dalam penjajakan yang aktif dilakukan setiap tahunnya. Namun diperkirakan akuisisi tersebut tidak akan dilakukan di tahun ini.

"Untuk tahun ini sepertinya akuisisi belum ada, hanya dalam tahap penjajakan. Memang perusahaan aktif melakukan penjajakan untuk melakukan vertical integrated acquisition ke atas, ke bawah, hulu dan hilir yang tujuannya meningkatkan margin perusahaan," kata Ang Andri dalam dalam public expose live virtual, Kamis (9/9/2021).


Dia mengungkapkan, untuk membiayai rencana akuisisi tersebut perusahaan memiliki kas internal dan masih memiliki fasilitas dari perbankan untuk melakukan bridging financing.

"Dan target kami untuk sementara tahun tahun ke depannya masih sekitar Southeast Asia. Kalau bertanya mengenai budget tentu kami perhitungkan matang-matang akusisi yang akan datang ini budgetnya masih sangat terbuka. Kami juga peroleh dukungan dari beberapa bank untuk melakukan bridging financing apabila diperlukan," ungkapnya.

Adapun di tahun ini perusahaan tengah meningkatkan kapasitas warehouse yang berlokasi di Thailand. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi kenaikan kebutuhan suku cadang di masa mendatang.

Untuk pembelian warehouse ini, di tahun ini perusahaan telah menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) senilai Rp 150 miliar, dengan biaya pembelian warehouse senilai Rp 40 miliar.

Ang Andri menjelaskan, hingga saat ini dana capex ini telah terserap senilai 70%. Selain untuk melakukan investasi baru, dana ini juga digunakan untuk perbaikan rutin di fasilitas milik perusahaan.

Biaya capex yang dikeluarkan tahun ini cenderung lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, yang rata-rata Rp 100 miliar per tahun, karena adanya kebutuhan investasi tersebut.

Saat ini perusahaan telah melakukan ekspor ke lebih dari 120 negara di dunia dengan 100 negara menjadi pembeli rutin. Beberapa negara yang menjadi tujuan ekspor tertinggi seperti Amerika Serikat, Australia dan Malaysia.

Untuk diketahui, hingga Juni 2021 lalu perusahaan membukukan laba Rp 314,30 miliar atau naik 54,72% secara tahunan (year on year/YoY) dari sebelumnya Rp 203,14 pada Juni 2020.

Pendapatan perusahaan pada periode tersebut Rp 1,97 triliun, naik 34,57% YoY dari Rp 1,46 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.

Tahun lalu, ekspor masih mendominasi penjualan perusahaan dengan porsi 68% dan sisanya adalah penjualan domestik.


(hps/hps)
Saksikan video di bawah ini:

Video: HGII Tebar Dividen Rp 4,5 M & Bidik Tambahan Pembangkit 100 MW