Dari IPO Teknologi hingga WSKT, Simak Ini Sebelum Pilih Saham

Monica Wareza, CNBC Indonesia
18 January 2022 08:08
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia. (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Kabar baik mengenai penambahan emiten di bursa semakin ramai dengan adanya calon emiten dari sektor teknologi.

Selain itu, perusahaan konsumer juga berencana untuk mengakuisisi perusahaan alat kesehatan.

CNBC Indonesia telah merangkum 10 peristiwa emiten pada perdagangan kemarin Senin (17/1/2022) untuk menjadi bahan pertimbangan sebelum perdagangan hari ini, Selasa (18/1/2022) dibuka.

1. Empat Perusahaan Teknologi Masuk Pipeline IPO, Ada GoTo?

Minat perusahan menghimpun dana di pasar modal masih tetap tinggi. Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat, sampai dengan saat ini ada 30 perusahan dalam daftar antrian pipeline pencatatan saham BEI.

Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, berdasarkan klasifikasi asetnya, 4 perusahaan masuk kategori aset skala kecil atau di bawah Rp 50 miliar. 14 perusahaan aset skala menengah dengan aset antara Rp 50 miliar sampai dengan Rp 250 miliar.

"12 Perusahaan masuk kategori aset skala besar dengan aset di atas Rp 250 miliar," kata Nyoman kepada awak media.

2. Pokoknya Restrukturisasi! GIAA Juga Siapkan Penambahan Modal

Manajemen PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) telah menyiapkan rencana untuk memperkuat permodalannya kembali setelah proses restrukturisisasi keuangannya rampung. Upaya yang saat ini dipersiapkan mulai dari penambahan modal dari pemegang saham existinghinggainvestor strategis baru.

Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, manajemen perusahaan menyebutkan pihaknya terbuka untuk semua opsi untuk mempercepat pemulihan kinerjanya.

"Perseroan akan melakukan peninjauan lebih lanjut terkait kemungkinan adanya penambahan modal dari strategic investor, baik dari pemegang saham existing maupun potential atau strategic investor lainnya," tulis manajemen perusahaan, dikutip Senin (17/1/2022).

3. Warning dari BEI, Sugih Energy Bisa di Depak dari Bursa RI

Direktur Penilaian Perusahaan Bursa Efek Indonesia (BEI), I Gede Nyoman Yetna Setia menyampaikan, emiten migas, PT Sugih Energy Tbk (SUGI) sudah memenuhi kriteria untuk dihapuskan pencatatan sahamnya (delisting) di BEI.

Sebab, merujuk pada Peraturan Bursa No. I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham Di Bursa, perusahaan tercatat yang telah dihentikan sementara perdagangan efeknya sekurang-kurangnya selama 24 bulan dan tidak menunjukkan perbaikan, maka bursa dapat melakukan delisting atas efek Perusahaan Tercatat tersebut.

"Bursa telah menghentikan perdagangan saham SUGI sejak 1 Juli 2019. Dengan demikian, saham SUGI telah memenuhi kriteria Delisting," kata Nyoman, kepada awak media.

4. Jreng! Apa Benar Bosowa Sudah Jual Semua Saham Bank Bukopin?

PT Bosowa Corporindo kini tak lagi menjadi pemegang saham di PT Bank KB Bukopin Tbk (BBKP). Hal ini ditemukan dalam daftar pemegang saham yang dilaporkan oleh emiten ke Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 10 Januaro 2022.

Berdasarkan laporan tersebut, pemegang saham perusahaan saat ini adalah Kookmin Bank Co., Ltd. sebesar 67% sekaligus pemegang saham pengendali perusahaan.

Sisanya adalah kepemilikan di bahwa 5% atau tercatat sebagai pemegang saham publik dengan total floating share 33%.

5. BRI Bakal Salurkan KUR Rp 260 T di 2022

Emiten bank BUMN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI) mendapat alokasi penyaluran pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) lewat Kredit Usaha Rakyat (KUR) senilai Rp 260 triliun untuk tahun ini.

Jumlah ini setara dengan 70% dari total KUR nasional yang dialokasikan tahun ini sebesar Rp 373,17 triliun dengan suku bunga tetap sebesar 6%.

Wakil Direktur Utama BRI Catur Budi Hartooptimistis akan dapat mencapai target penyaluran KUR 2022 hingga akhir tahun. Dia menyebut, berbagai strategi telah dirancang untuk memenuhi target penyaluran KUR 2022.

6. Meleset, Rights Issue Waskita (WSKT) Hanya Terserap Rp 9,44 T

Aksi korporasi penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu ataurights issuePT Waskita Karya Tbk (WSKT) hanya mampu menyerap Rp 9,44 triliun, dari target penyerapan paling banyak senilai Rp 11,93 triliun. Dengan demikian, aksi korporasi ini hanya terserap 78,95% dari target semula.

Direktur Utama Waskita Karya Destiawan Soewardjono mengatakan aksi korporasi ini dilakukan di tengah kondisi pasar yang bearish. Dia mengapresiasi upaya pemegang saham yang telah berpartisipasi pada rights issue tersebut.

"Ke depannya Perseroan akan fokus menjalankan bisnis operasional dengan berbekal kemampuan likuiditas yang jauh lebih baik sehingga mampu memperbaiki kinerja keuangan yang berkelanjutan," kata Destiawan dalam siaran persnya, Senin (17/1/2022).

7. Ekspansif, UNTR Anggarkan Capex Lebih dari Dua Kali Lipat

PT United Tractors Tbk (UNTR) tahun ini menganggarkan belanja modal atau capital expenditure (capex) senilai US$ 750 juta atau sekitar Rp 10,72 triliun (asumsi kurs Rp 14.300/US$). Jumlah ini menunjukkan anak usaha PT Astra International tersebut memasang sikap agresid untuk bisnisnya tahun ini.

Pasalnya, UNTRhanya menganggarkan capexsekitar US$ 190 juta. Dengan kata lain, capexperusahaan tahun ini melesat 158% dibanding tahun lalu.

Mayoritascapex akan digunakan untuk anak usaha perusahan yang bergerak di bisnis kontraktor penambangan dan tambang batu bara.

8. Dari Desa, Sultan Subang Borong Saham BEBS Rp 2,4 T

Asep Sulaeman Sabanda, pengusaha asal Kabupaten Subang, Jawa Barat, diketahui menambah kepemilikan saham di emiten perdagangan bahan konstruksi, PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS).

Berdasarkan data PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per tanggal 14 Januari 2022, Asep diketahui memborong 481,65 juta saham MTEL pada tanggal 13 Januari. Ini merupakan aksi perdana, di mana sebelumnya, Asep tidak punya kepemilikan - setidaknya secara langsung - di emiten tersebut.

Total kepemilikan tersebut mewakili 5,35% total saham BEBS, pembelian tersebut dilakukan menggunakan enam sekuritas berbeda atas nama pribadi.

9. Wow! Unilever Mau Caplok Perusahaan Alkes Senilai Rp 974,38 T

Perusahaan raksasa konsumer Unilever, berencana mengakuisisi perusahaan alat kesehatan yang dimiliki kelompok farmasi GlaxoSmithKline dan Pfizer senilai £50 miliar atau sekitar Rp 974,38 triliun.

Rencana penawaran akuisis ini sebelumnya sudah mengemuka namun ditolak karena nilainya dianggap terlalu rendah.

"GSK Consumer Healthcare akan menjadi strategi yang cocok," kata perusahaan Inggris Unilever dalam sebuah pernyataan, dikutip CNBC Indonesia, Senin (17/1/2022).

10. PTPP Bidik Kontrak Baru Rp 31 Triliun pada Tahun Ini

Emiten BUMN Karya PT PP (Persero) Tbk (PTPP) menargetkanperolehan kontrak baru sebesar Rp 31 triliun sepanjang tahun ini. Sektor gedung dan jalan & jembatan menjadi andalan perseroan pada 2022.

Menurut keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), perolehan kontrak baru tersebut ditargetkan berasal dari sektor gedung senilai 34,56%, jalan & jembatan sebesar 30,95%, industri sebesar 11,29%.

Kemudian, sektor minyak & gas (migas) sebesar 7,90%, bendungan sebesar 5,48%, irigasi 3,87%. Tidak ketinggalan, sektor pelabuhan sebesar 2,10%, pembangkit listrik (power plant) sebesar 2,07%, dan bandara (airport) sebesar 1,77%.


(mon)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dari Bimbel Hingga Arak, Ini Antrean IPO di Awal 2023

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular