Tembaga Jalan di Tempat Menanti Kabar Eropa

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
09 September 2021 08:34
Tim Peneliti Fisika LIPI, Puspitek Tangerang Selatan berhasil mengembangkan masker kain disinfektor berlapis tembaga yang mampu membunuh virus Covid-19 dalam waktu 4 jam.  Jumat (10/7/20). CNBC Indonesia/Tri Susilo Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) melakukan riset pada masker kain sebagai upaya penanganan Covid-19 di Indonesia. Inovasi masker ini diperuntukan bagi masyarakat umum, bukan tenaga medis. Peneliti Pusat Penelitian Fisika LIPI Deni Shidqi Khaerudini menyatakan, timnya sedang mengembangkan masker kain disinfektor berbasis lapisan tembaga yang diyakini anti Covid-19. Ini berdasarkan beberapa penelitian terkait tembaga sebagai anti-microbial agent. Penelitian tersebut di antaranya menunjukkan bahwa tembaga telah dikenal sebagai anti-microbial agent (agen anti mikroba) sejak zaman Mesir dan Yunani kuno, seperti untuk perawatan luka dan sterilisasi air. Selain itu, ditemukan terjadinya perusakan bakteri maupun virus akibat kontak dengan tembaga (contact killer), meski berbeda-beda tergantung jenis mikroorganisme. Secara umum, mekanisme perusakan terjadi dengan ion-ion tembaga yang mudah terlepas setelah bakteri atau virus menempel pada lapisan tembaga. Hal ini mengakibatkan kerusakan pada dinding sel dan degradasi DNA atau RNA, sehingga mikroba tidak mampu reproduksi yang berujung pada kematian sel tersebut. Terkait SARS-CoV-2 atau virus corona penyebab Covid-19, penelitian terbaru menunjukkan bahwa virus corona hanya mampu bertahan selama 4 jam di permukaan tembaga. Riset ini juga didasari efektivitas penyaringan (filter) mikroorganisme terhadap masker kain yang selama ini umum digunakan masyarakat untuk mencegah penularan Covid-19. Diketahui, virus corona berdiameter 0,065-0,125 mikron. Penelitian efektivitas filter masker kain didasarkan pada mikroorganisme B. Atrophaeus yang berdiameter 0,9-1,25 mikron. Hasilnya, masker kain satu lapis memiliki kemampuan filter 69,42 persen dan yang dua lapis sebesar 70,66 persen. Dengan demikian, jika dibandingkan dengan virus corona yang memiliki diameter 10 kali lipat lebih kecil dari bakteri B. Atrophaeus, maka kemampuan filter masker kain terhadap virus corona jauh lebih rendah. (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Masker Berlapis Tembaga (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga tembaga dibuka datar pada perdagangan hari ini. Investor cenderung tidak agresif menanti kelanjutan pertemuan bank sentral Uni Eropa (European Central Bank/ECB) yang akan membahas langkah pengetatan kebijakan moneter (tapering).

Pada perdagangan Kamis (8/9/2021) pukul 07:05 WIB, harga tembaga tercatat US$ 9267,75/ton. Naik 0,01% dibanding posisi kemarin.

tembagaSumber: investing.com

ECB akan berdiskusi mengenai pengurangan stimulus pada hari ini melihat ekonomi Eropa yang mulai bangkit. ECB telah memberikan dukungan moneter untuk negara-negara di Eropa sejak awal pandemi.

Forum ini diperkirakan akan panas karena menuai pro dan kontra. Sisi pro menyetujui aksi ini segera dilakukan karena ekonomi terlihat bangkit. Sedangkan kelompok kontra melihat pandemi belum selesai dan varian baru yang ganas masih menghantui. Jadi pelaksanaan pengurangan stimulus tidak perlu terburu-buru.

Sebagai informasi, tembaga sering digunakan sebagai ukuran kondisi ekonomi dunia. Sehingga kebijakan apa pun terkait ekonomi global berpengaruh terhadap laju harga tembaga.

Di sisi lain, kenaikan indeks dolar AS dalam tiga hari terakhir menekan harga logam tembaga. Karena harga logam dengan mata uang dollar akan lebih mahal bagi pembeli yang menggunakan mata uang lainnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA


(aji/aji) Next Article Investasi Jumbo Cile Katrol Harga Tembaga

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular