Sudah Ambruk Parah, Makin Waswas Nasib IHSG di Sesi 2
Jakarta, CNBC Indonesia- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali berayun ke zona merah pada perdagangan sesi pertama Rabu (8/9/2021), menjadi koreksi sesi pertama untuk ketiga hari beruntun.
Menurut data PT Bursa Efek Indonesia, IHSG berakhir di level 6.055,9 atau drop 56,5 poin (-0,92%) pada penutupan siang. Dibuka naik 0,03% ke 6.135,87, indeks acuan utama bursa ini lagi-lagi menyentuh level tertinggi hariannya tepat pukul 09:00 WIB pada 6.123,756.
Selepas itu, IHSG berbalik melemah. Setelah sempat berfluktuasi, indeks acuan bursa ini akhirnya terperosok ke zona merah dan menyentuh level terendah hariannya pada 6.038,084 pada pukul 10:40 WIB. Sebanyak 331 saham melemah, 158 lain menguat, dan 154 sisanya flat.
Masyarakat Indonesia semakin tidak percaya diri menghadapi situasi ekonomi saat ini dan beberapa bulan ke depan. Pembatasan aktivitas dan mobilitas untuk mengendalikan pandemi virus corona (CoronavirusDisease-2019/Covid-19) membuat roda ekonomi bergerak lambat.
Hal in tercermin dari Survei Konsumen yang digelar Bank Indonesia. Pada periode Agustus 2021, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) berada di 77,3. Turun dibandingkan bulan sebelumnya yang sebesar 80,2.
"Survei Konsumen Bank Indonesia pada Agustus 2021 mengindikasikan keyakinan konsumen terhadap kondisi ekonomi masih tertahan, seiring dengan berlanjutnya kebijakan pembatasan mobilitas pada periode survei untuk mengatasi penyebaran varian Delta Covid-19. Hal ini tercermin pada Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) pada Agustus 2021 sebesar 77,3, lebih rendah dibandingkan dengan 80,2 pada Juli 2021," sebut keterangan tertulis BI yang dirilis Rabu (8/9/2021).
IKK menggunakan angka 100 sebagai ambang batas. Jika di bawah 100, maka artinya konsumen pesimistis memandang prospek perekonomian saat ini hingga enam bulan mendatang.
Akan tetapi, lanjut keterangan BI, ekspektasi konsumen terhadap kondisi ekonomi ke depan mulai membaik, terutama pada ekspektasi konsumen yang menguat baik dari aspek penghasilan maupun kegiatan usaha ke depan. Ini didorong oleh perbaikan mobilitas sejalan dengan relaksasi pembatasan aktivitas masyarakat.
Analisis Teknikal
Pergerakan IHSG dengan menggunakan periode per jam (hourly) dari indikator Boillinger Band (BB) melalui metode area batas atas (resistance) dan batas bawah (support). Saat ini, IHSG berada di area batas atas dengan BB yang kembali melebar maka pergerakan IHSG selanjutnya cenderung sideways.
Untuk mengubah tren menjadi bullish atau penguatan, perlu melewati level resistance yang berada di area 6.113. Sementara untuk mengubah tren menjadi bearish atau penurunan perlu melewati level support yang berada di area 6.014.
Indikator Relative Strength Index (RSI) sebagai indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu dan berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Saat ini RSI berada di area 35 yang belum menunjukkan adanya indikator jenuh beli ataupun jenuh jual sehingga pergerakan indeks cenderung netral alias sideways.
Secara keseluruhan, melalui pendekatan teknikal dengan indikator BB di batas atas dan mulai menyempit, maka pergerakan selanjutnya cenderung terbatas. Hal ini juga terkonfirmasi dengan indikator RSI yang netral.
Indeks perlu melewati (break) salah satu level resistance atau support, untuk melihat arah pergerakan selanjutnya.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(trp/trp)