Cadev RI Cetak Rekor, Dolar Singapura 'Dihajar' Rupiah

Putu Agus Pransuamitra, CNBC Indonesia
Selasa, 07/09/2021 13:05 WIB
Foto: Dollar AS - Rupiah (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Nilai tukar dolar Singapura kembali melemah melawan rupiah pada perdagangan Selasa (7/9/2021), melanjutkan pelemahan awal pekan kemarin. Rupiah semakin bertenaga setelah rilis data cadangan devisa (Cadev) Indonesia yang mencatat rekor tertinggi.

Pada pukul 12:35 WIB, SG$ 10.571,19, dolar Singapura melemah 0,18% di pasar spot, melansir data Refintiv. Kemarin, dolar Singapura melemah 0,33%.

Bank Indonesia (BI) pada hari ini cadangan devisa bulan pada akhir Agustus sebesar US$ 144,8 miliar yang merupakan rekor tertinggi sepanjang masa, naik US$ 7,5 miliar dari bulan sebelumnya. Rekor cadangan devisa sebelumnya sebesar US$ 138,8 miliar yang dicapai pada bulan April lalu.


Peningkatan cadangan devisa artinya BI punya lebih banyak amunisi untuk menstabilkan rupiah ketika terjadi gejolak.

Menurut BI lonjakan cadangan devisa di bulan Agustus terjadi karena adanya tambahan alokasi Special Drawing Right (SDR) sebesar 4,46 miliar atau setara US$ 6,31 miliar yang diterima oleh Indonesia dari Dana Moneter International (International Monetary Fund/IMF).

SDR merupakan instrumen keuangan yang dikeluarkan oleh IMF dan dapat digunakan untuk transaksi keuangan negara-negara anggotanya.

Nilai SDR sendiri sendiri merupakan gabungan dari 5 mata uang, yakni dolar AS, euro, yuan China, yen Jepang, dan poundsterling, dengan bobot yang berbeda-beda tentunya. Dolar AS, seperti biasa menjadi yang paling besar bobotnya, disusul euro.

Dalam keterangannya, BI mengatakan Pada 2021, IMF menambah alokasi SDR dan mendistribusikannya kepada seluruh negara anggota, termasuk Indonesia, secara proporsional sesuai kuota masing-masing. Alokasi SDR tersebut didistribusikan kepada negara-negara anggota IMF tanpa biaya.

IMF hingga saat ini memiliki SDR 660,7 miliar atau setara US$ 943 miliar secara total, melansir situs resmi IMF. Dari total sebesar, sebanyak SDR 456 miliar dialokasikan dan didistribusikan mulai 23 Agustus lalu. Alokasi dan distribusi tersebut dikatakan sebagai yang terbesar sepanjang sejarah.

IMF menyebut alokasi tersebut ditujukan untuk mendukung cadangan devisa global dalam jangka panjang, serta membantu negara-negara menghadapi dampak pandemi Covid-19.

Tanpa SDR dari IMF, cadangan devisa Indonesia masih tetap meningkat sekitar US$ 1,2 miliar. Rupiah yang perkasa, dan harga komoditas yang meroket di bulan Agustus juga menopang penambahan cadangan devisa.

TIM RISET CNBC INDONESIA 


(pap/pap)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Menguat, Pasar Modal RI Masih Jadi Pilihan Investor